Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah fasilitas di Taman Bawak Koko (Tabako), Kecamatan Ampenan mulai rusak. Walikota Mataram, Mohan Roliskana meminta agar pengawasan dimaksimalkan tidak saja siang hari, melainkan juga malam hari.
Dijelaskan Mohan, selama Tabako dibangun pemeliharaan tetap dilakukan. Hanya saja beberapa kerusakan masih terjadi di beberapa fasilitas yang sudah disiapkan. “Sudah beberapa kali dilakukan perbaikan, itu di beberapa tempat,” katanya, Rabu (6/9) siang.
Meski upaya perbaikan yang sudah dilakukan, pihaknya diakui menemukan kembali beberapa kerusakan dan bahkan fasilitas ada yang hilang. Menyikapi kondisi itu, Mohan meminta adanya penambahan petugas di Tabako minimal dua orang, dengan sistem sif. “Ada (fasilitas) yang rusak, hilang, dan saya minta ditambah petugasnya. Karena malam tidak ada petugasnya,” katanya.
Guna memperbaiki fasilitas publik yang sudah dibangun, Mohan meminta agar dianggarkan kembali. Pembangunan Tabako merupakan bagian dari Program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu) pemerintah pusat yang direalisasikan beberapa tahun di Kota Mataram.
Setelah pembangunan, Pemkot Mataram memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawat fasilitas yang sudah dibangun. Terlebih tahun 2023 ini, Program KoTaKu sudah berakhir. “Itu tanggung jawab kita untuk memelihara. Cuma kemarin satu penjaga yang ditempatkan di situ dan mereka siang saja, dan malam tidak ada menjaga,” katanya.
Dengan adanya penambahan petugas tersebut, diharapkan bisa meminimalisir aksi vandalisme yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Mohan pun meminta agar masyarakat bisa ikut menjaga fasilitas yang sudah dibuat.
“Kita sudah rawat itu semua. Kalau ada yang rusak kita perbaiki, hilang kita ganti. Masyarakat bisa ikut menjaga karena itu kan diperuntukkan bagi masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, Pemkot Mataram akan bertanggung jawab dengan kerusakan yang terjadi saat ini. Karena pembangunan Tabako ini untuk memanfaatkan kawasan di daerah aliran sungai lebih maksimal.
Selain itu, pembangunan fasilitas publik tersebut untuk menambah jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Mataram. “Itu bisa termanfaatkan lah. RTH juga. Makanya saya sudah dapat laporan juga kerusakan itu. Untuk CCTV masih belum perlu, karena ada petugas saja sudah cukup biar ada yang membatasi,” katanya. (azm)