Mataram (Inside Lombok) – Provinsi NTB pada triwulan pertama ini menjadi yang terendah pertumbuhan ekonominya di Indonesia. Dari 34 Provinsi, NTB menjadi urutan terbawah dengan pertumbuhan ekonomi negatif sebnayak 0,33 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh 5,06 persen.
“Papua ada Freeport dan Freeportnya sedang bagus-bagusnya produksi. Sama halnya dengan Maluku, hasil tambangnya sedang bagus-bagusnya. Sementara kita di NTB itu kan ada PT. AMNT sedang tidak bagus,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Senin (7/5).
Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I-2018 dibanding periode yang sama tahun 2017 (y on y) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,33 persen. Dengan kontraksi tertinggi terjadi pada kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar -20,29 persen. Hal ini juga terlihat dari sisi PDRB Pengeluaran dimana Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami kontraksi paling tinggi yaitu -22,46 persen.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I-2018 (q to q) dibandingkan triwulan keempat tahun 2017, mengalami kontraksi hingga -6,10 persen. Dimana kontraksi tertinggi juga terjadi pada kategori pertambangan dan penggalian yang mencapai -27,41 persen.
“Melambatnya kinerja perekonomian NTB pada triwulan I-2018 ini tidak dapat dipisahkan dari turunnya ekspor luar negeri, dimana konsentrat tembaga sebagai penyumbang terbesar ekspor luar negeri Provinsi NTB, tercatat mengalami kontraksi hingga -26,48 persen,” ujarnya.
Sementara tanpa memasukan sektor pertambangan, pertumbuhan ekonomi NTB triwulan I-2018 secara y on y tumbuh 4,34 %, dan secara q to q tumbuh -1,11 %.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi diantaranya, jasa keuangan dan asuransi tumbuh 11,61 persen, kemudianl penyediaan akomodasi dan makan minum 10,99 %. Lalu Real Estate 7,07 %.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 8,33 %, jasa lainnya 4,32 % dan perdagangan 3,68 %.
Secara umum data inflasi pada triwulan I-2018 sebesar 0,65 persen. Lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2017 yang mengalami inflasi sebesar 1,29 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan I-2018 sebesar 106,83, lebih rendah dibandingkan dengan NTP Triwulan IV-2017 sebesar 107,44.(IL1)