Lombok Tengah (Inside Lombok) – Musim tanam bagi petani di Lombok Tengah (Loteng) diperkirakan mundur hingga satu bulan ke depan karena terpengaruh kemarau panjang tahun ini. Pasalnya, hujan tak kunjung turun secara merata di semua wilayah. Meski begitu, ketersedian pupuk subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani pada musim tanam tahun ini diklaim masih cukup.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Loteng, Zainal Arifin mengatakan stok pupuk yang tercukupi tersebut hanya untuk pupuk dasar saja. Sejauh ini, dari total alokasi 18.230 ton pupuk jenis urea, sudah terealisasi atau disalurkan kepada petani sebanyak 14.268 ton. Sehingga ada sisa tiga ribuan ton, sementara pupuk jenis NPK dari alokasi 14.475 ton sudah terealisasi 10.102 ton dan tersisa empat ribuan ton.
“Kalau dijumlahkan, terdapat delapan ribuan ton sisa dua jenis pupuk tersebut. Memang jumlah ini masih kurang dari kebutuhan kita 34 ribu ton urea dan NPK 45 ribu ton yang diusulkan ke pusat dari luas lahan 52 ribu hektare,” ujar Zainal, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, jika melihat musim tanam yang mundur, maka stok yang ada sekarang ini cukup untuk pupuk dasar. Sedangkan sisanya itu bisa diberikan nanti di awal tahun 2024. Mengingat waktu persemaian padi hingga cukup umur untuk ditanam sekitar satu bulan.
Saat ini, pihak Dinas Pertanian Loteng mencatat belum ada wilayah di Loteng yang sudah mulai persemaian. Terutama di wilayah dengan luas areal lahan pertanian yang cukup luas seperti di Kecamatan Janapria, Praya Timur, Pujut dan juga Praya Barat. “Itu adalah wilayah yang luas areal tanamnya. Sampai saat ini belum ada yang ada yang melakukan penanaman padi,” katanya.
Diperkirakan tanam padi akan dimulai sekitar bulan November-Desember, sehingga sisa kebutuhan pupuk bisa didapatkan dari alokasi awal tahun 2024. “Itu nanti akan diberikan oleh pusat untuk pupuk susulan di Januari,” tandasnya. (fhr)