Mataram (Inside Lombok) – Penyerangan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina menarik perhatian dunia, tidak terkecuali Indonesia. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mohammad Mahfud Mahmodin alias Mahfud MD pun pernah menyatakan Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sampai kemerdekaan terwujud di Palestina.
Menurut Mahfud, sikap tegas itu sejalan dengan semangat yang dipesankan presiden pertama Indonesia, Soekarno. “Prinsipnya Indonesia itu tidak punya hubungan diplomatik (dengan) Israel, dan tidak akan pernah melakukan hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina belum merdeka,” ujarnya.
Jika merujuk pada Pembukaan UUD 1945, maka berdirinya Indonesia salah satunya untuk menjaga harkat dan martabat kemanusiaan, serta perdamaian di muka bumi. Karena itu, serangan yang dilakukan Israel pada warga Palestina khususnya di Gaza adalah kejahatan perang yang turut memantik rakyat Indonesia. Terlebih puluhan ribu orang tewas dalam peperangan itu, termasuk di dalamnya anak-anak.
“Kita semua sebagai warga Negara Indonesia dan sebagai Pemerintah Indonesia juga mengutuk kejahatan itu. Karena itu pembunuhan yang luar biasa yang paling parah terjadinya sepanjang 75 tahun konflik antara Israel dengan Hamas, Israel dengan Palestina,” ujar Mahfud.
Dijelaskannya, Indonesia sudah melakukan berbagai langkah diplomasi untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Termasuk untuk mendorong berakhirnya serangan Israel ke Palestina.
Selain itu, Indonesia juga telah mengirim bantuan sebanyak 51,1 ton logistik serta medis. Bantuan kloter pertama itu telah diterbangkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma pada 4 November lalu.
Kendati, bantuan itu diakui berpotensi terlambat sampai tujuan lantaran ada pembatasan yang dilakukan oleh pihak Israel. “Tidak setiap barang dikirim langsung bisa dikirim karena setiap hari hanya dibatasi sekian truk (oleh Israel),” jelasnya. (r)