27.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaEkonomiBanyak UMKM Luar Daerah Ketiban Untung MXGP, NTB Harus Ambil Peluang Usaha...

Banyak UMKM Luar Daerah Ketiban Untung MXGP, NTB Harus Ambil Peluang Usaha Konveksi

Mataram (Inside Lombok) – Perhelatan MXGP akhir Juni 2023 dan awal Juli 2023 tahun ini memberi dampak untuk pertumbuhan ekonomi di NTB, termasuk para pelaku UMKM. Bahkan UMKM yang berasal dari luar NTB, terutama yang bergerak di jasa konveksi yang memproduksi baju kaos, juga banyak merasakan dampaknya. Pasalnya, banyak kaos dengan desain MXGP diminati oleh penonton.

Diakui, untuk persaingan di bidang konveksi produk NTB justru kalah saing dibanding UMKM luar daerah. Terutama karena baju kaos masih diambil dari luar daerah, sehingga UMKM lokal hanya kebagian keuntungan dari jasa sablon.

“Jadi pakaian itu dari luar dan di sini tinggal di sablon saja. Rata-Rata dari Bandung, Surabaya, Jakarta malah juga ada. Baju-baju yang jual-jual logo MXGP itu kan rata-rata dari luar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin, Selasa (7/11).

Berdasarkan catatan BPS NTB asal komoditas yang diperdagangkan di MXGP Samota dari makanan baik yang pabrikan maupun rumah dari luar NTB sebesar 1,15 persen dan minuman 1,75 persen. Kemudian pakaian dari luar NTB sebesar 71,79 persen dan souvenir 8,33 persen. Sedangkan MXGP di Selaparang untuk makanan yang pabrikan atau rumahan dari luar NTB 3,83 persen dan minuman 10,78 persen. Untuk pakaian dari luar NTB 76,09 persen dan souvenir 24,49 persen.

- Advertisement -

“Ya, ada UMKM dari luar yang menikmati (keuntungan MXGP). Ada dari DKI paling besar, Jawa Tengah, Jawa Timur. Selain itu, ada dari Bali, Jawa barat,” ujarnya. Sebagaimana diketahui provinsi lain yang mengalami peningkatan tertinggi setelah NTB sebagai penyelenggara yaitu DKI Jakarta yaitu sebesar Rp11,00 miliar rupiah, dilanjutkan Jawa Timur sebesar Rp9,31 miliar rupiah, dan Jawa Tengah sebesar Rp5,00 miliar rupiah. Sedangkan Rp8 miliar dinikmati oleh daerah lainnya.

“Kalau kita mau lihat, sekarang ini banyak masyarakat pendatang itu yang menginginkan souvenir itu dari baju-baju kaos. Kita dari sekarang sudah harus mengembangkan itu. Sehingga yang masuk itu tinggal sedikit, tidak hanya pada saat event saja, keduluan orang lain masuk,” imbuhnya.

Maka dari itu harus didorong usaha konveksi di NTB, karena melihat minat orang lebih kepada pakaian sebagai oleh-oleh, terutama ketika gelaran sebuah event. Memang untuk untuk yang lainnya seperti makanan dan minuman ada, tetapi tidak sebesar pakaian.

“Ya Sebagian, kalau makan minum dari sini semua kan. Cuma pakaian oleh-oleh pada MXGP itu paling banyak dari luar. Peluang itu mulai dari sekarang dikembangkan (usaha konveksi, Red),” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer