Mataram (Inside lombok) – Sektor pariwisata di NTB yang sedang menggeliat turut mendorong sektor turunan ikut berkembang, salah satunya untuk bisnis oleh-oleh. Mengambil peluang itu, Kota Mataram yang sebelumnya menjenamakan diri sebagai pusat emas dan mutiara kini mulai menyasar juga penjenamaan untuk wisata kuliner khas yang juga bisa menjadi oleh-oleh.
Kabid Pengembangan Pariwisata pada Dinas Pariwisata Kota Mataram, Mutiaralinda Sartika Nasution mengatakan untuk mewujudkan itu pihaknya telah memfasilitasi pelatihan pembuatan kuliner khas daerah yang bahannya disesuaikan dengan kearifan lokal, semisal daun kelor, kopi dan lainnya.
“Kita harapannya itu nanti ke depan peserta itu bisa menciptakan usaha baru dibidang kuliner agar bisa booming untuk dijadikan oleh-oleh,” katanya. Pelatihan pembuatan jajanan tradisional tersebut diberikan kepada masyarakat umum selama tiga hari, yaitu mulai tanggal 6-8 November.
Adapun jumlah pesertanya yaitu sebanyak 70 orang bukan saja dari UMKM melainkan masyarakat umum yang bisa menciptakan usaha baru. Puluhan peserta ini dibagi dengan dua jenis pelatihan kue yang berbeda. “Semua masyarakat umum sama UMKM yang baru ingin mulai bergerak di bidang kuliner. Jadi ke depannya bisa menumbuhkan UMKM-UMKM baru,” katanya.
Di Mataram, lanjut Linda, saat ini oleh-oleh khasnya berupa emas dan mutiara. Sedangkan untuk kuliner yaitu sudah ada namun masih minim pilihan kepada wisatawan. “Kalau di luar daerah kan banyak oleh-oleh kuliner nya. Kita memang sudah ada kulinernya kayak ayam taliwang, sate rembiga, tapi kalau yabg kue-kue itu belum ada,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini diharapkan ada UMKM baru yang muncul khususnya dalam memberikan pilihan oleh-oleh kepada wisatawan. Untuk saat ini pemerintah belum bisa memberikan alat langsung kepada peserta. “Tapi nanti kalau UMKM nya sudah jalan bisa diberikan bantuan alat,” katanya. (azm)