Mataram (Inside Lombok) – Beberapa waktu lalu ramai kabar ditemukan seorang warga di Lombok Tengah (Loteng) diduga terpapar cacar monyet atau monkeypox (Mpox). Namun hingga saat ini dari pihak Dinas Kesehatan (Dikes) NTB maupun Dikes Loteng masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan apakah ada kasus positif Mpox atau tidak.
Kasus cacar monyet ini sudah tersebar di beberapa negara dan menjadi kewaspadaan secara global, termasuk Indonesia. Terkait pasien suspect Mpox di Loteng masih belum bisa dipastikan positif terpapar atau tidak karena hasil laboratorium belum keluar. Kendati, kondisi pasien diakui sudah mulai membaik.
“Ini kan masih suspect, nggak usah terlalu panik dulu. Kondisi pasien dalam keadaan baik, kita sudah melakukan tracing ke siapa saja sudah kontak langsung, tapi untuk membuktikan itu kami harus kroscek ke pusat hasil sampel darahnya. Kita tunggu saja nanti,” ujar Kepala Dikes NTB, Lalu Hamzi Fikri saat ditemui, Senin (13/11).
Dijelaskan, pihak keluarga pasien pun sempat keberatan dengan status suspect Mpox yang disampaikan setelah melihat gejala pasien. Kendati, Fikri menyebut upaya pencegahan perlu dilakukan dan sudah diatur dalam Undang-Undang terkait pencegahan potensi bahaya wabah.
“Sama seperti berbicara covid. Ini kan baru suspek, kita harus hati-hati tidak bisa langsung menjustifikasi bahwa ini kasus cacar monyet. Baru satu yang kita ditemukan, dilaporkan ke kita, kemudian kita tindak lanjuti. Satu tindakannya adalah mengkroscek hasil lab apakah ini cacar monyet atau tidak,” terangnya.
Pemeriksaan pasien saat ini masih dilakukan di Laboratorium Kementerian Kesehatan. Sementara untuk pasien diduga terpapar diminta melakukan isolasi mandiri. “Ini baru suspect dengan gejala klinis, tapi kewaspadaan itu ada. Makanya kita lakukan tracing. Ini kan baru kasus yang kita jumpainya lokal, dan penangannya lokal juga, tapi tindak lanjutnya kalau ternyata positif, tentunya kita akan perlakukan khusus,” jelasnya. (dpi)