Mataram (Inside Lombok) – Setelah event MXGP digelar awal Juli lalu, kondisi sirkuit di eks Bandara Selaparang malah tidak terkelola dengan baik karena tidak jelas siapa pengelolanya. Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram yang menjadi tuan rumah pun mengaku belum pernah dilibatkan dalam pembahasan pengelolaan sirkuit MXGP tersebut.
Walikota Mataram, Mohan Roliskana pun menyayangkan kondisi itu, karena kawasan tersebut memiliki potensi yang cukup besar jika dikelola dengan maksimal. “Itu kemarin kesepakatan kerja sama dengan Pemprov NTB dan Angkasa Pura, itu tidak melibatkan kita. Harusnya jelas kita bagiannya yang mana (sebagai tuan rumah),” katanya, Senin (13/11) pagi.
Pemkot Mataram kata Mohan sangat siap untuk mengelola kawasan tersebut. Bahkan siap untuk mengalokasikan anggaran agar kawasan eks Bandara Selaparang bisa dikelola untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. “Sudah ada pembahasannya, tapi Kota Mataram tidak dilibatkan,” katanya.
Jika Pemkot Mataram diberikan kewenangan untuk pengelolaannya, maka pembahasan kerja sama sebelumnya yang sudah dilakukan antara Pemprov NTB dan Angkasa Pura harus ditinjau kembali. “Saya minta itu direview (tinjau) lagi. Kalau mau bicara soal kesepakatan tripartite, ayo. Kota, Pemerintah Provinsi sama Angkasa Pura,” ungkap Mohan.
Sementara terkait pelaksanaan MXGP 2024 mendatang, Mohan mengaku siap untuk menjadi tuan rumah lagi. Hal ini berdasarkan pengalaman event tahun ini, bisa menjadi pelajaran dan evaluasi. “Kita juga punya pengalaman dari yang kemarin bagaimana pengelolaannya,” katanya.
Untuk teknis pelaksanaan nantinya ada bagian masing-masing. Namun untuk manajemen kegiatan, Pemkot Mataram siap untuk melaksanakannya. “Kalau manajemen kegiatan supaya baik itu, insya allah kita bisa,” ucap Mohan.
Bahkan Mohan menilai setelah event tidak ada pemeliharaan sama sekali, warga sekitar sirkuit banyak terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat debu yang ada di sirkuit. Mengingat lintasan sirkuit MXGP adalah sirkuit tanah, maka debu dari sirkuit yang tidak dirawat itu beterbangan ke pemukiman penduduk.
“Itu jadi masalah itu. Kemarin masyarakat kami kena ISPA di situ. Pada saat musim kering kemarin itu debu halus terbang ke mana-mana dan di situ ada permukiman-pemukiman dan sekarang siapa yang bertanggung jawab untuk itu?” tanyanya. (azm)