Mataram (Inside Lombok) – Penataan lanskap di Monumen Mataram Metro akan dilakukan bertahap oleh pemerintah daerah. Tahun ini, penataan baru dilakukan hanya di satu sisi sebelah selatan. Pembuatan air mancur di monumen itu saat ini sudah rampung dilakukan.
Asisten II Setda Kota Mataram, Miftahurrahman mengatakan alokasi anggaran yang digunakan untuk penataan lanskap yaitu sebesar Rp350 juta. Untuk sisi yang lain akan diusahakan di 2024 mendatang. “Kalau tidak salah tahun 2024 itu ada yang kita usulkan,” katanya.
Untuk tahun depan, penataan akan dilakukan di sebelah utara monumen, sehingga bisa terlihat lebih rapi. Untuk sisi sebelah timur maupun barat akan diusahakan di tahun anggaran 2024. “Nanti kita cek anggarannya untuk penataan ini ya. Kita lihat anggaran pemerataan dari timur, barat, utara selatan,” katanya.
Sementara untuk bangunan Monumen Mataram Metro sendiri, lanjut Miftah, belum bisa dibuka untuk masyarakat umum karena alasan keamanan. Di mana akses menuju bagian atas monumen saat ini hanya bisa dengan tangga. “Kalau pakai tangga yang biasa bisa, tapi kalau berani naik. Tangga betonnya ada,” ungkapnya.
Untuk bisa diakses oleh masyarakat umum, Miftah menyebut akan tetap dibuka meski masih menunggu semua penataan rampung. Selain lanskap yang belum rampung, dalam bangunan monumen itu juga masih semrawut oleh sisa material pembangunan.
“Kalau dibuka itu kan kasihan nanti. Material banyak dan kalau dibuka dan ada yang luka nanti kan kita salah lagi,” katanya. Ketinggian monumen sendiri mencapai 55 meter hingga cangkang Mutiara yang ada di puncak.
Dalam monumen tersebut tidak ada lantai atau tangga yang ada langsung menuju ke pucuk. “Kalau lelah ya duduk di tangga. Tidak ada lantainya,”ujarnya.
Sementara untuk pemeliharaan diakui belum bisa dilakukan. Karena saat ini lebih difokuskan untuk penataan lanskap. “Bagaimana mau memelihara, ini saja belum selesai,” ucapnya.
Terkait bangunan monumen yang terlihat miring, Miftah menjelaskan kemiringan yang terlihat disebabkan karena eksterior bangunan. Sedangkan untuk kerangka di dalam monumen disebut lurus dan tidak ada yang miring. “Karena itu ornamennya atau eksteriornya. Kalau strukturnya tidak sudah presisi dia. Itu kan ada kombinasi bundar, tegak,” kata Plt Kepala Dinas PUPR Kota Mataram ini. (azm)