26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaKesehatanKecamatan Sekarbela Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus Stunting di Kota Mataram

Kecamatan Sekarbela Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus Stunting di Kota Mataram

Mataram (Inside Lombok) – Kecamatan Sekarbela menjadi daerah penyumbang kasus stunting tertinggi di Kota Mataram. Melihat kondisi itu, Dinas Kesehatan Kota Mataram akan melakukan pendampingan lebih maksimal.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan mengatakan pendampingan nantinya akan dilakukan petugas gizi di puskesmas setempat. Selain itu, penanganan juga akan dilakukan ke poliklinik stunting yang ada di RSUD Kota Mataram.

“Kecamatan Sekarbela menjadi prioritas dilakukan pengawasan dan pendampingan stunting karena kecamatan tersebut menjadi kecamatan penyumbang kasus stunting tertinggi di Kota Mataram, yakni sebesar 18,01 persen,” katanya, Selasa (12/12) pagi.

Kasus stunting di Kota Mataram per 20 November 2023 sebesar 11,98 persen dari sebelumnya 14,77 persen. Dari jumlah itu, Kecamatan Sekarbela menjadi penyumbang tertinggi dari kecamatan lainnya di Kota Mataram.

“Karena itu, saat ini kita lebih intensifkan memantau, mengawasi, dan intervensi terhadap balita stunting di kecamatan tersebut,” katanya.

Camat Sekarbela, Cahya Samudra mengakui wilayah yang menjadi tanggung jawabnya itu menyumbang angka stunting tertinggi di Kota Mataram. Meski menjadi daerah tertinggi, diupayakan agar kasus tersebut bisa ditekan hingga akhir tahun ini. “Angka stunting di Sekarbela sebesar 18,01 persen itu sudah turun dari angka sebelumnya yang mencapai 29 persen,” katanya.

Disebutkan, dari lima kelurahan yang ada di Sekarbela, ada dua kelurahan yang masih ditemukan kasus stunting tertinggi. Dua kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Jempong Baru dan Karang Pule.

Kondisi tersebut disebabkan karena dua kelurahan tersebut tercatat sebagai daerah yang memiliki keluarga kategori miskin tertinggi dan berpengaruhi terhadap angka stunting. Ia mencontohkan, Kelurahan Jempong Baru tercatat sebanyak 385 balita stunting, sedangkan bayi bawah dua tahun sebanyak 70 anak.

“Bayi bawah dua tahun inilah yang akan menjadi fokus penanganan kami sebab proses perbaikan gizi bisa lebih cepat. Tujuannya, agar target Kota Mataram tahun 2024 menurunkan angka stunting di bawah 10 persen bisa tercapai,” harapnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer