Mataram (Inside Lombok) – Harga sejumlah kebutuhan bahan pokok ketika perayaan hari besar keagamaan biasanya mengalami lonjakan. Seperti pada natal dan tahun baru (Nataru) 2024. Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB memastikan inflasi akan tetap terjaga pada Nataru, meskipun ada beberapa komoditas mengalami kenaikan harga.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Winda Putri Listya mengatakan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memonitor, memantau, menjaga komoditas pangan strategis agar harga tetap terkendali. “Kami bersama TPID termasuk OPD dan satgas pangan untuk memastikan inflasi tetap terjaga pada kisaran 3 plus minus 1 persen di tahun 2023 ini. Kami melakukan operasi pasar dengan membawa komoditas klaster-klaster BI untuk bisa membantu menjaga harga di pasar,” ujarnya , Kamis (14/12).
Operasi pasar dinilai cukup efektif untuk stabilisasi harga dalam jangka pendek. Tapi untuk jangka menengah dan jangka panjang maka strateginya harus lebih struktural. Dalam mengendalikan inflasi harus dari dua sisi yakni sisi permintaan dan suplai. Jika dari sisi suplai maka BI dan TPID NTB telah melakukan banyak hal.
“Kami punya strategis 4K dan kita terus mendorong sentra-sentra produksi agar meningkatkan produktivitasnya mulai dari pemberian bibit dan kita juga melakukan pelatihan, pendampingan,” jelasnya.
Selain itu, masyarakat juga memiliki peran dalam menjaga inflasi dengan bijaksana dalam berbelanja yakni membeli bahan pokok tidak berlebihan atau panik buying sehingga harga menjadi terkendali.
Sementara, jelang nataru biasanya terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas atau Volatile Food. Dimana Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan.
“Cabai yang saat ini sudah mulai melonjak termasuk bahan pokok lainnya. Secara harian kami juga pantau melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di minggu kedua terpantau mulai menurun harga cabai,” demikian. (dpi)