Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat diminta untuk berinovasi dalam penanganan sampah. Hal ini dinilai penting, menurut rencana penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok di Lombok Barat lantaran sudah penuh.
Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengatakan persoalan sampah ini bukan saja tanggung jawab Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, melainkan juga Pemprov NTB. Sejumlah daerah di Indonesia disebut sudah mampu dalam mengolah sampah, sehingga bisa dijadikan rujukan dalam penanganan persoalan lingkungan tersebut.
“Ada namanya KSM (kelompok swadaya masyarakat) yang bergerak pilah sampah ke desa-desa, dan itu efektif dalam penanganan sampah,” katanya. Perhatian terhadap sampah ini juga disebut menjadi atensi Pemprov NTB.
Pemda kabupaten/kota dinilai Gita harus mulai mendorong pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga. Dengan begitu bisa lebih mudah untuk dilakukan pengolahan. “Ini tanggung jawab bersama. Memilah dan dukungan yang lainnya dan menjadi efektif tata kelola persampahan ini. Jangan sampai terkesankan sampah ini urusan Provinsi NTB,” katanya.
Sebelum penutupan TPA Regional dilakukan, tiga pemda yaitu Pemprov NTB, Pemkab Lobar dan Pemkot Mataram akan duduk bersama. Dengan koordinasi tersebut nantinya akan disepakati solusi-solusi yang bisa diberlakukan. “Nanti kita kan duduk bersama. Kita duduk bersama nanti dibahas dan mencari solusi-solusi bersama-sama. Agar semua bisa aware sama masalah sampah,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten II Setda NTB, Fathul Gani mengatakan jika pembuangan sampah ke TPA Regional Kebon Kongok masih manual maka kapasitas TPA tersebut akan cepat penuh. Namun jika pemda melakukan pengolahan sampah-sampah yang dihasilkan maka bisa memperpanjang masa pembuangan TPA tersebut.
“Ini hanya masa saja. Kalau sekarang masih buang sampah secara manual maka hitungan enam bulan itu akan penuh. Tapi kalau dipilah dari rumah tangga maka akan lebih dari itu,” tegasnya. (azm)