Mataram (Inside Lombok) – Pengentasan kemiskinan ekstrem di NTB terus diupayakan pemerintah daerah. Salah satu skema dilakukan dengan memberikan bantuan hewan ternak berupa kambing kepada kelompok masyarakat kategori miskin ekstrem.
Bantuan hewan ternak diberikan untuk digemukan, dengan harapan penanganan kemiskinan ekstrem sebesar 2,64 persen atau 143.029 orang dari 13,85 persen total penduduk miskin yang bisa ditangani. Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda NTB, Iskandar Zulkarnain mengatakan para penerima bantuan ternak kambing ini berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), sebagaimana surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 30/2022 dalam melakukan intervensi program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
“Supaya betul-betul tepat sasaran dan bisa mengentaskan kemiskinan di bidang peternakan. Kalau jangka panjang pilihannya pakai ternak ruminansia atau sapi, ini untuk jangka menengah pakai bantuan kambing untuk penggemukan,” ujar Iskandar Zulkarnain, Senin (19/2). Nantinya, Pemprov NTB akan menyiapkan tenak kambing yang akan dibagikan ke masyarakat.
Di sisi lain, pengentasan kemiskinan jangka pendek juga bisa dilakukan dengan bantuan unggas. Namun saat ini digunakan jangka menengah agar bisa meningkatkan PDRB serta pendapatan peternak, lantaran penggemukan kambing bisa dilakukan lebih cepat, dan pengembangbiakannya bisa dilakukan dengan cepat sehingga diharapkan percepatan penanganan kemiskinan ekstrem bisa dilakukan.
“Sasaran penerima bantuan ternak ini secara teknis ada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, dan tidak keluar dari data P3KE,” tuturnya. Bappeda NTB sangat setuju dengan ide memberikan bantuan ternak kambing bur kepada masyarakat kategori miskin ekstrem ini.
Rencananya program ini akan dianggarkan di APBD Perubahan tahun 2024, sekitar Agustus. Saat ini masih disiapkan administrasi, sasarannya dan sangat penting adalah ketersediaan penganggarannya.
Terpisah, Kepala Dinas Nakeswan Provinsi NTB, Muhammad Riadi mengatakan salah satu usulan penanganan kemiskinan ekstrem di NTB adalah menggulirkan bantuan kambing bur untuk masyarakat miskin ekstrem. Apalagi peningkatan berat badannya lebih cepat untuk penggemukan dan membutuhkan waktu relatif singkat untuk mendapatkan hasil, hanya enam bulan.
“Kalau sapi membutuhkan waktu panjang dan tingkat kebutuhan pakannya tinggi. Sedangkan kalau kasi bantuan unggas kepada masyarakat miskin ekstrem, harus pikirkan kandangnya, belum pakannya yang mahal,” ujarnya.
Penerima bantuan nantinya akan diberikan secara berkelompok. Dalam satu kelompok dikelola oleh pengurus yang bukan kategori miskin ekstrem. Sehingga ketika diberikan bantuan kambing, tidak langsung dijual untuk memenuhi kebutuhan sesaatnya. (dpi)