25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaEkonomiDilema Pedagang Nasi di Tengah Harga Beras Meroket

Dilema Pedagang Nasi di Tengah Harga Beras Meroket

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya turut berdampak terhadap para pedagang nasi, salah satunya di wilayah Lombok Barat (Lobar). Mereka dilanda dilema, jika menaikkan harga maka akan diprotes oleh pembeli, dan jika tidak menaikkan harga maka harus mengurangi porsi sehingga pembeli bisa saja kecewa.

Inaq Heni, salah seorang pedagang nasi di area Taman Kota Gerung menuturkan, dirinya sekarang harus membeli 25 kilogram (kg) beras dengan harga sekitar Rp400 ribu. “Saya beli beras harga segitu, kurang lebih sudah ada sebulan,” ujarnya saat ditemui di sela melayani pembeli, Selasa (27/02/2024).

Meski harga beras saat ini sudah melambung tinggi, dirinya masih tetap menjual nasi dengan harga yang masih sama, yaitu Rp5-7 ribu. “Kalau belinya Rp7 ribu, nasinya kita tambah sedikit. Kalau beli Rp5 ribu, ya kita kasi normal saja, dikurangi sedikit,” terangnya.

Selama berjualan, dirinya pun selalu membeli beras kelas dua yang sebelum ada kenaikan harganya sekitar Rp350 ribu untuk 25 kg. “Ada (pembeli yang mengeluh) setelah porsi nasinya dikurangi, tapi kalau mereka makan di sini terus mau nambah ya enggak apa-apa,” tuturnya.

Dalam sehari, untuk berjualan Inaq Heni biasanya memasak 3 kg beras untuk nasi. Dengan hasil berjualan rata-rata Rp300 ribu, ia biasa menyisihkan Rp50 ribu untuk membeli kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sisanya kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan, serta membayar cicilan kredit yang dahulu dipinjamnya untuk modal membuka warung kecil di area taman kota tersebut.

Tidak hanya harga beras, sebagai pedagang Inaq Heni juga merasa dicekik dengan kenaikan harga cabai rawit yang saat ini tembus Rp100 ribu per kg. Begitu pun tomat, yang harganya mencapai Rp20 ribu per kg.

“Terus sekarang harga minyak goreng juga naik lagi. Kalau dulu kan bisa kita dapat Rp15 ribu satu liter, kalau sekarang harganya Rp18 ribu,” keluh perempuan yang sudah 3 tahun berjualan nasi di Taman Kota Gerung itu. Ia pun berharap harga beras dan kebutuhan pokok lainnya bisa segera turun kembali, terlebih memasuki bulan puasa di Maret 2024 ini. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer