Mataram (Inside Lombok) – Jelang Ramadan, Nyepi hingga Idulfitri 2024 ketersediaan beras dipastikan aman. Saat ini beberapa wilayah di NTB mulai panen, salah satunya seperti di Kabupaten Sumbawa diprediksi akan panen seluas 32 hektare lahan persawahan, atau setara produksi 6 ton beras per hektare dengan akumulasi total 192 ton beras.
“Di wilayah Sumbawa yang sudah panen itu di Lunyuk, Alas, Buer, Puri. Insyaallah aman, asal tidak terjadi hal hal yang mengkhawatirkan umpanya banjir ini yang kita jaga,” ujar Bupati Sumbawa, H Mahmud Abdullah, usai rapat TPID, Jumat (1/3).
Beberapa wilayah Sumbawa yang mulai panen ini, maka ketersedian beras terutama di wilayah Sumbawa masih mencukupi dan tidak perlu ada kekhawatiran dari masyarakat. Belum lagi ada bantuan pangan (bapang) mulai disalurkan pada awal Maret 2024 ini. Artinya inflasi di Sumbawa dapat terjaga dan tidak melonjak tinggi.
“Di daerah mana kira-kira inflasinya meningkat kita bisa kejar, kita bisa intervensi. Seperti sekarang ini harga beras (tinggi,red), kita sedang bergerak. Bahkan sudah operasi pasar juga di semua kecamatan,” jelasnya.
Operasi pasar murah dan bantuan pangan yang digelontorkan diharapkan dapat menekan harga beras di pasar. Ditambah sudah mulai panen, maka tidak menutup kemungkinan harga beras kian menurun, karena stok semakin meningkat. Artinya dengan begitu dapat menekan angka inflasi yang disebabkan oleh beras.
“Dilakukan petermuan seperti ini (rapat TPID) setiap tahun, sambil kita menilai kira-kira stok di masyarakat bagaimana, di pemerintah bagaimana. Ini juga langkah kita untuk menjaga inflasi agar tidak berkembang ke negatif,” jelasnya.
Sebelumnya, Perum Bulog NTB memasukkan beras dari Jawa Timur sebanyak 45 ribu ton dan sebanyak 23 ribu ton sedang dalam perjalanan masuk ke NTB. Kemudian langsung dari negara asal impor, yaitu Thailand sebanyak 13 ribu ton dan ada juga dari Vietnam. (dpi)