24.5 C
Mataram
Jumat, 6 Desember 2024
BerandaEkonomiCegah Inflasi, BI Ingatkan Masyarakat Jangan “Panic Buying” Beras

Cegah Inflasi, BI Ingatkan Masyarakat Jangan “Panic Buying” Beras

Mataram (Inside Lombok) – Harga beras yang sampai saat ini masih terbilang tinggi di pasar perlu diatasi agar tidak mempengaruhi inflasi daerah. Terutama dari aktivitas panic buying atau membeli secara berlebihan oleh masyarakat. Karena itu berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTB menekan lonjakan inflasi karena beras itu, begitu juga dengan ketersedian tetap terjaga. Salah satunya dengan melakukan operasi pasar dan menambah stok untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah.

Kepala Perwakilan BI NTB, Berry Arifsyah Harahap menerangkan pada Ramadan hingga Idulfitri tahun ini NTB sudah memasuki musim panen, terutama beras. Meskipun yang sekarang jadi persoalan adalah kenaikan harga, ditegaskan harga beras akan berangsur-angsur stabil.

“Alhamdulilah kita akan masuk masa panen padi. Masalah naiknya harga beras akan terurai, sehingga April akan kembali normal,” ujar Berry, Jumat (1/3). Kendati, beberapa komoditas hortikultura yang kemungkinan masih tinggi harganya adalah cabai dan bawang merah. Pada bulan Ramadan, konsumsi masyarakat akan meningkat. Sebagaimana tradisi di Indonesia.

“Namun ini kita coba melakukan operasi pasar untuk agar masyarakat tidak panic buying. Sebenarnya ada alternatif dengan Lombok Tengah mengadakan bazar,” katanya. Pada pelaksanaan bazar tersebut, ada pilihan menggunakan cabe kering ketika kondisi cabai segar tengah tinggi. Karena harga cabe kering relatif stabil dan terjangkau dibanding cabai segar yang tengah mahal. Bahkan ketahanannya cukup lama. “Jadi itu salah satu upaya kita untuk mengubah preferensi masyarakat supaya bisa menggunakan produk produk yang lebih tahan lama,” ucapnya.

- Advertisement -

Berry pun menyebutkan secara nasional di Idulfitri 2024 ini akan lebih baik inflasinya. Begitu dengan di NTB, inflasi akan lebih baik dari periode-periode sebelumnya. “Nanti sekitar Maret masih rendah, di April dia mulai tinggi. Sekitaran 0,3 persen sampai 0,4 persen, tapi secara tahunan inflasi itu relatif stabil. Biasanya kita agak tinggi di inflasi pangan,” jelasnya.

Namun dengan iklim ini inflasi pangan akan lebih baik. Meskipun sebelumnya hampir mencapai 5 persen. Tetapi pada tahun ini akan terus diupayakan untuk menekan angka tersebut. “Mudah-mudahan inflasi pangan bisa kita tekan sekitar 4 persen. Tetapi secara keseluruhan di bawah 3 persen dan mudah-mudahan bisa mendekati 2,5 persen,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer