Mataram (Inside Lombok) – Ribuan jemaah di NTB memadati Halal Bihalal dan Tabligh Akbar Lombok 2024 di Masjid Raya At-Taqwa di Jalan Langko, Kota Mataram. Kegiatan itu dihadiri berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, paguyuban muslim hingga masyarakat umum.
Kegiatan tabligh akbar dan halal bihalal Paguyuban Muslimah NTB yang didukung oleh sejumlah sponsor, salah satunya Bank NTB Syariah dan beberapa sponsor lainnya ini menjadi wadah mempererat tali silaturahmi antar sesama warga Mataram. Pada kegiatan ini juga turut hadir Ustad Abdul Somad (UAS) yang mengisi tausiyah dan menyampaikan terkait halal bihalal kepada para jemaah yang hadir. Jemaah yang hadir sebagian besar perempuan dari berbagai organisasi muslim di NTB.
Disampaikan UAS, halal bihalal adalah sebuah tradisi murni yang hanya ada dan dilaksanakan di Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai cara melebur segala kesalahan dan saling memaafkan satu sama lain. “Mudah-mudahan halal bihalal ini semua yang kusut-kusut jadi terurai. Artinya semua masyarakat NTB saling memaafkan,” ujarnya, Sabtu (27/4).
Tabligh akbar dan halal bihalal yang terbuka untuk umum ini pun disambut baik oleh umat Islam di NTB. Terlebih mendatangkan ustad kondang seperti UAS untuk mengisi kajian dengan materi yang menarik.
“Kebetulan UAS yang datang dan kita lihat dari sosmed (sosial media) beliau mengisi kajian disini. Soalnya jarang-jarang juga UAS hadir, jadi nggak mau ketinggalan,” ujar salah satu peserta kajian, Intan.
Intan mengaku datang bersama dengan temannya Lili dari Pujut, Lombok Tengah. Keduanya menyempatkan datang secara langsung untuk mengikuti kajian UAS. “Malamnya itu, ngasih tahu buat datang ke sini, dan pagi langsung jalan ke sini. Tadi juga sempat enngak tahu lokasinya di mana, akhirnya google maps lokasinya,” ucapnya.
Senada, Lili juga sangat senang dengan adanya kajian yang menghadirkan UAS. Diharapkan ke depan akan ada kajian yang mendatangkan ustad lainnya. Apalagi secara gratis, sehingga minat untuk umat muslim mengaji semakin banyak. “Mudah-mudahan kedepannya ada lagi seperti ini. Kita pengennya ustadz Adi Hidayat, soalnya enggak pernah lihat secara tatap muka. Kalau UAS sering ke Lombok,” imbuhnya. (dpi)