29.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaBulog NTB Hentikan Impor Beras ke NTB    

Bulog NTB Hentikan Impor Beras ke NTB    

Mataram (Inside Lombok)- Perum Bulog NTB menghentikan impor beras dari luar negeri tepatnya dari negara Vietnam. Impor beras dilakukan Bulog NTB untuk bantuan pangan (bapang) selama 6 bulan. Mengingat, kondisi ketersedian stok beras saat itu menipis, ditambah dengan kemarau panjang sehingga masa tanam dan panen mundur dari waktunya.

 

Dari usulan yang disetujui untuk beras impor dari Vietnam 11 ribu ton dan sudah masuk sebanyak 10 ribu ton. Beberapa waktu lalu sudah masuk sebanyak 3.750 ton beras asal Vietnam melalui Pelabuhan Lembar.

 

“Terakhir sudah di stop, yang terakhir 6.600 ton. Untuk stok luar negeri ada 10 ribuan, itu untuk bapang dan SPHP. Itu dari vietnam saja berasnya. Sekarang sudah aman ketahanan (beras,red),” ujar Pimpinan Wilayah (Pinwil) Perum Bulog NTB, Raden Guna Dharma, Kamis (2/5).

 

Ketersedian beras di NTB saat ini terbilang aman, ditambah ada kebijakan dari pemerintah provinsi larangan untuk mengirim gabah keluar NTB. Hal tersebut cukup mempengaruhi, sehingga stok beras dalam daerah mencukupi kebutuhan masyarakat.

 

“Saat ini harga gabah 6.500/kg diatas HPP (Harga pembelian pemerintah). Kalau secara logika kita, harga gabah 6500 ngga masuk (harga,red) berasnya Rp11 ribu. Jadi kalau Rp6.500 otomatis beras Rp13 ribu/kg,” terangnya.

 

Setelah diberhentikan impor beras dari luar negeri, Bulog NTB memperkuat serapan dalam negeri. Apalagi sudah musim panen di beberapa daerah di NTB, maka serapan Bulog akan semakin banyak. Bahkan saat ini Bulog menyerap beras petani menggunakan multi kualiti dan tidak lagi eny kualiti. Artinya tidak harus berketentuan dengan HPP.

 

“Mau broken 35 persen berasnya kita terima. Tapi harganya disesuaikan. Namun nanti setelah mau disalurkan, kita proses lagi dengan standar kita menggunakan mesin yang ada. Tidak usah khawatir, beras dijual saja ke bulog,” imbuhnya.

 

Selain itu, beras NTB juga banyak permintaan dari luar daerah. Kali ini permintaannya bukan dalam beras karungan yang dikirimkan, melainkan beras dengan kemasan dan standar kualitas yang bagus. “Banyak yang minta dari luar daerah dalam bentuk kemasan, malah ritel modern ngambil di kita (bulog,red) mereknya beras candi mulyo,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer