Lombok Barat (Inside Lombok) – Sebuah pondok pesantren (ponpes) di wilayah Sekotong dirusak warga. Pengrusakan dipicu adanya informasi salah satu oknum ustad-nya melakukan pelecehan seksual terhadap lima orang santriwati yang bersekolah di sana.
Kapolres Lobar, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi mengatakan pihaknya saat ini telah melakukan langkah-langkah pengamanan di lokasi kejadian, sehingga situasi sudah berangsur kembali kondusif. “Saat ini situasi di lokasi sudah kondusif. Kami telah menempatkan personel di sana untuk berjaga-jaga,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Inside Lombok, Kamis (09/05/2024).
Pihaknya menuturkan, kejadian itu bermula dari aksi protes sekelompok warga pada Rabu (08/05) lalu, sekitar pukul 16.00 Wita. Diungkapkan Jun, kelompok warga mendatangi ponpes tersebut dan melakukan aksi protes dengan merusak beberapa bagian bangunan pondok.
“Kami langsung datang ke lokasi kejadian dan berhasil menenangkan warga untuk mengamankan situasi,” jelasnya. Polisi pun meminta agar pihak keluarga dari santriwati yang diduga mengalami pelecehan untuk segera membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian. “Kami mohon kepada korban, atau keluarga korban untuk melapor agar kasus ini dapat segera diproses,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau supaya masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum tentu benar terkait dengan kasus tersebut. Pihak kepolisian mengharapkan kerja sama dari semua pihak, agar kasus tersebut dapat segera diselesaikan dan terungkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Mari kita jaga kondusifitas dan percayakan proses hukum kepada pihak kepolisian,” pesannya. (yud)
