Mataram (Inside Lombok) – Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menambah pasokan tabung elpiji 3 kilogram (kg) untuk wilayah NTB sebanyak 266.140 tabung. Tambahan tabung elpiji subsidi tersebut diharapkan memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam momen Idul Adha yang diprediksi akan mengalami peningkatan permintaan di sektor elpiji.
Tambahan pasokan elpiji 3 kg wilayah NTB meliputi Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Tengah Timur dan Lombok Utara mendapatkan tambahan penyaluran total sebanyak 498,8 Metrik Ton atau setara dengan 166.260 tabung atau sebesar 150 persen terhadap konsumsi normal harian. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten/Kota Bima, Dompu, Sumbawa sampai Sumbawa Barat mendapatkan tambahan penyaluran total sebanyak 299,6 Metrik Ton atau setara dengan 99.880 tabung atau sebesar 300 persen terhadap konsumsi normal harian.
Dengan tambahan ini diharapkan membanjiri jumlah tabung di masyarakat, sehingga tidak ada celah untuk oknum mengambil keuntungan memanfaatkan situasi yang meningkat. “Sebelum dan sesudah Idul Adha kita akan banjiri tabung secara periodik melihat prediksi tingginya konsumsi serta tradisi di masing-masing daerah,” ujar Ahad Rahedi, Selasa (11/6).
Tentunya besaran tambahan di masing-masing kota kabupaten menyesuaikan. Seperti di Kabupaten Dompu misalnya frekuensinya lebih intens dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang hari raya idul adha. Saat ini memasuki musim tanam bawang serta masih berlangsungnya panen raya jagung yang belum merata sehingga masa panen menjadi lebih panjang.
“Tambahan tersebut berbeda besaran untuk tiap kota/kabupaten dengan tambahan bervariasi mulai dari paling kecil 50 persen hingga 300 persen, sesuai proyeksi peningkatan konsumsi di masing-masing daerah,” tuturnya.
Kendati demikian masyarakat tetap dihimbau untuk membeli elpiji di pangkalan Pertamina agar mendapatkan harga HET Rp18 ribu dan stok tersedia. Bahkan untuk membedakan pangkalan resmi Pertamina. Dimana jika harganya sudah di atas Rp18 ribu, maka itu bukan pangkalan resmi.
“Boleh dibeli karena itu pilihan masyarakat ya, namun kalau sudah kelewatan ambil untungnya ya jangan dibeli. Semakin senang oknum pengecer yang menaikkan harga kalau dibeli,” terangnya.
Di NTB saat ini tiap desa sudah terdapat minimal 2-3 pangkalan elpiji. Kemudian Kota/Kabupaten, untuk di Kota sudah minimal 5 pangkalan elpiji per desa. Jadi tidak ada alasan kesulitan mencari pangkalan resmi dan masyarakat bisa semakin menjangkau harga eceran tertinggi HET Rp18 ribu dengan mudah.
Sementara itu, NTB ditopang 2 supply point elpiji yakni Supply Poin Utama Terminal elpiji Sekotong dan Integrated Terminal Bima dengan total stok elpiji wilayah NTB saat rilis ini disusun mencapai 3.377 metrik ton, dengan konsumsi rata-rata normal harian mencapai 460 metrik ton per hari. Stoknya masih dalam kategori aman masih mampu menampung lonjakan konsumsi hingga 2 kali lipat.
“Meskipun stok melimpah namun penyaluran ke masyarakat menyesuaikan kuota masing-masing kabupaten kota yang ditetapkan pemerintah. Sehingga penambahan pasokan ini juga sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah masing-masing,” demikian. (dpi)