32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaLombok TimurHanya 7,7 Persen Calon Pengantin di Lotim yang Ideal Menikah

Hanya 7,7 Persen Calon Pengantin di Lotim yang Ideal Menikah

Lombok Timur (Inside Lombok) – Sekitar 92,7 persen calon pengantin (catin) di Lombok Timur (Lotim) disebut masuk kategori berisiko, sehingga hanya 7,7 persen yang ideal untuk menikah di sepanjang 2024 ini. Wakil Ketua Tim Penurunan Stunting Lombok Timur, Sopiati Jamila menjelaskan total 92,7 persen catin berisiko itu bukan berarti sedang tidak sehat, melainkan dilihat dari pemeriksaan secara menyeluruh sehingga didapat fakta banyak catin yang belum siap dari sisi pengetahuan untuk menikah.

“Jadi 7,7 itu yang kita dapatkan dengan kategori ideal dari hasil pemeriksaan secara menyeluruh yang kita lakukan,” jelasnya, Kamis (13/06/2024). Hal ini pun diakuinya berhubungan dengan penanganan stunting di kabupaten tersebut, sehingga angka yang masih tinggi itu tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Lotim untuk terus berbenah mengatasi stunting dari dasarnya. Seperti mempersiapkan para catin agar benar-benar sial dan ideal untuk menikah.

Diperkirakan setiap tahunnya di Lotim sebanyak 12.55 pasangan yang menjalani pernikahan. Namun hingga Maret 2024 angka pernikahan masih terbilang kecil. Banyaknya catin yang menikah setiap tahunnya dan masuk dalam kategori berisiko, tentunya banyak ditemukan kelahiran yang berisiko seperti kurangnya HB, lingkar lengan kurang normal dan sebagainya. “Banyaknya kasus yang kita temukan itu, tentunya juga akan berpengaruh pada kesehatan ibu hamil. Karena kesehatan calon ibu ditentukan pada saat ia masih gadis ataucatin,” terangnya.

Demikian juga yang dikatakan Kepala Dinas Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, Ahmat bahwa sebanyak 75 ribu lebih berisiko stunting di Lotim yang di dalamnya sudah termasuk para catin. Karenanya, berbagai bentuk strategi dilakukan untuk penanggulangannya seperti mengeluarkan esimil bagi catin yang kategori ideal, dan lain sebagainya.

“Yang jadi hambatan kita saat ini yakni orangtua catin, kalau anaknya sama-sama cinta dan sudah bekerja maka langsung dinikahin. Tidak peduli dengan hal lainnya,” ungkapnya. Bahkan diutarakannya catin sebelum masuk ke jenjang pernikahan, harus terlebih dahulu dilakukan bimbingan pra nikah selama tiga bulan pada pasangan yang memasuki usia subur.

Upaya maksimal mempersiapkan para catin ini pun bukan hanya bisa membantu menurunkan angka stunting, melainkan dapat membantu mencegah juga. “Bupati akan membuat aturan yang nantinya berisikan remaja pasangan usia subur harus terlebih dahulu melalui proses elsimil,” tuturnya. (den)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer