Mataram (Inside Lombok) – Anggota Komisi V DPR Fraksi NasDem, Mori Hanafi mengusulkan agar target pembangunan rumah untuk program 3 juta rumah direvisi menjadi angka yang lebih wajar. Ia menilai target tersebut berat dan tidak mungkin diwujudkan, mengingat keterbatasan anggaran dan lahan yang ada.
“Tadi saya mendengar hampir semua dari teman-teman anggota membicarakan target 3 juta pembangunan rumah di seluruh Indonesia. Saya terus terang, ini memang harapan besar, target besar, dan memang ini tidak mungkin Pak (Menteri PKP). Saya mohon maaf Pak Menteri, mungkin target ini perlu direvisi Pak, ini berat Pak,” ujar Mori Hanafi dikutip dari siaran langsung YouTube TVR Parlemen, Senin (4/11/2024).
Pesan itu disampaikannya dalam rapat kerja Komisi V DPR RI bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait. Ia mengatakan ketersediaan anggaran untuk tahun 2025 terlalu kecil untuk mewujudkan pembangunan 3 juta rumah. Diketahui rencana anggaran tahun 2025 untuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) sebesar Rp5,078 triliun. Sementara anggaran perumahan pada tahun 2024 jauh lebih besar, yakni Rp14,681 triliun.
“Kita harus rasional. Ini narasi 3 juta (rumah) dengan ketersediaan uang yang ada di tahun 2025 aja ini udah nggak nyambung ini yang ada di tahun 2025. Saya membayangkan Pak Menteri (dan) Pak Wamen ini orang-orang hebat saya membayangkan beliau-beliau saat ini sedang berpikir keras Pak. Tapi saya juga membayangkan pada rapat kerja berikut Pak saya membayangkan Bapak memberikan laporan dari 3 juta mungkin baru (terealisasi) 100-200 ribu (rumah),” katanya.
Menurutnya, Kementerian Perumahan akan membutuhkan anggaran sekitar Rp 150 triliun membangun 3 juta rumah setahun. Dengan rencana anggaran yang ada, ia menilai realisasi rumah hanya mencapai 200 ribu rumah.
“Kalau tadi Pak Ketua (Komisi V DPR Lasarus) menghitung satu hari Bapak harus (bangun) 8 ribuan (rumah), saya membayangkan uangnya berapa sehari, Pak? Kalau 3 juta ini mungkin (butuh anggaran) sekitar Rp 150-an triliun Pak mohon maaf. Oke lah kita bisa melibatkan swasta dan sebagainya Pak tapi kurang lebih anggarannya, ini terlalu besar (target pembangunan rumahnya), Pak,” tuturnya.
Ia menyarankan agar pemerintah mengurangi target program pembangunan rumah agar lebih realistis dan rasional. Selain anggaran, ketersediaan lahan juga terbatas. Mori Hanafi mengatakan banyak tanah produktif dibangun perumahan, sehingga ada ketidakseimbangan antara lahan permukiman dan pertanian.
“Belum lagi Pak kalau 3 juta ini lahannya di mana pak? Itu pengembang-pengembang, Pak saya contoh aja di daerah kami yang pertama kali diambil itu adalah tanah-tanah produktif persawahan,” ungkapnya.
“(Target pembangunan) Tiga juta (rumah) ini saya ingin menyampaikan bahwa berat Pak, di mana uangnya? Di mana lahannya dan sebagainya?” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus sempat menghitung target membangun rumah harian selama 360 hari. Ia mengatakan Maruarar harus membangun 8.333 rumah setiap hari untuk mencapai target 3 juta rumah per tahun.
“Tiga juta (rumah) dibagi 360 (hari) saya pakai kalkulator tadi, berarti setiap hari itu harus jadi rumah 8.333 rumah. Selamat melaksanakan tugas Pak Menteri,” ucap Lasarus.
Menurutnya, program ini cukup menantang, karena ada keterbatasan anggaran serta perlu adanya berkoordinasi dengan 8 kementerian/lembaga. (r)