Lombok Timur (Inside Lombok) – Keterbatasan pupuk subsidi selalu menjadi kekhawatiran bagi para petani di Lombok Timur (Lotim). Di mana jumlah kebutuhannya tidak sesuai dengan jatah subsidi yang mereka dapatkan. Namun, kabar baiknya, di 2025 mendatang Lotim akan mendapatkan jatah yang lebih besar dari pemerintah pusat dibandingkan tahun sebelumnya.
Penjabat Bupati Lotim, M. Juaini Taofik mengatakan situasi kebutuhan pupuk petani tentunya meningkat, bahkan kuota yang didapatkan setelah mengajukan SK Bupati tentang alokasi pupuk. Dari sisi jumlah, alokasi kuota pupuk bersubsidi untuk tahun 2024 jauh lebih besar dibandingkan tahun 2023 lalu.
“Kabar terbaru dari Kabinet Merah Putih sebagaimana penjelasan dari Pak Menteri, alokasi pupuk subsidi akan ditambang pada tahun 2025 bahkan peningkatan sampai 70 persen,” jelasnya, Kamis (07/11/2025).
Dijelaskan Taofik, tidak semua jenis tanaman para petani yang diperbolehkan mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi tersebut dan hanya diperuntukkan bagi tanaman pangan. Ada beberapa jenis tanaman unggulan yang tidak diperbolehkan mendapatkan pupuk bersubsidi seperti tanaman tembakau. “Memang kalau tembakau tidak diperbolehkan untuk menggunakan subsidi, yang diperbolehkan ini hanya tanaman pangan saja,” terangnya.
Berapapun peningkatan pupuk dari pusat tak pernah dirasakan oleh para petani, bahkan jumlah kebutuhannya tak sesuai dengan jumlah yang didapatkan. Bahkan beberapa tahun lalu jumlah kebutuhan dan kuota selalu menjadi bahan keributan di Lotim, sehingga pada tahun 2024 ini kuota sudah ditingkatkan.
Sementara penyalurannya, kata Taofik semua petani sekarang mempunyai elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Dengan mekanisme penyaluran saat ini diyakininya sangat sulit untuk dapat dipermainkan, karena dari sisi jumlah sudah tertera dalam RDKK dan jumlahnya yang ditingkatkan oleh negara.
“Jadi subsidi pupuk ini semuanya ditanggung oleh negara, tidak ada dana yang berasal dari daerah. Tugas kita hanya melakukan pemantauan dan pengawasan ketepatan sasarannya kepada para petani,” tuturnya.
Dengan jumlah kuota peningkatan pupuk bersubsidi yang didapatkan Lotim, tentunya tak ada lagi keterbatasan pupuk yang didapatkan oleh para petani. Adapun nantinya jika ada permainan di tingkat bawah yakni dari pengecer ke petani dan dipastikan Taofik akan memantau pendistribusiannya.
“Kami sudah menugaskan pengawas pupuk kami untuk memeriksanya sampai ke pengecer, misalnya harga itu ia harus sama di semua tingkat pengecer. Yang boleh lebih itu jika petani dan pengecer bersepakat untuk meminta pengecer mengantarkannya sampai ke ladangnya,” jelasnya.
Dijelaskan Taofik bahwa yang diatur oleh pemerintah itu yakni hanya sampai pengecer saja dan kemudian para petani yang datang untuk mengambil pupuknya. Jika para petani meminta untuk diantarkan langsung ke ladangnya, tentunya juga biaya yang dikeluarkan akan lebih meningkat karena harus mengeluarkan biaya pengantarannya. “Pada intinya harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer harganya harus sama,” pungkasnya. (den)