Mataram (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menutup secara resmi operasional tempat penambungan sampah (TPS) darurat di Kebon Talo, per tanggal 27 Oktober 2019.
“Mulai hari ini semua armada pengangkutan sampah langsung membuang ke Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Senin.
Ia mengatakan, operasional TPAR Kebon Kongok pascakebakaran dimulai pada Rabu (23/10), namun pemanfaatan masih dilakukan perzona, sehingga TPS darurat masih difungsikan untuk melakukan pembersihan pada sejumlah depo yang masih mengalami penumpukan sampah.
Selain itu, DLH tidak langsung menutup TPS darurat ketika TPAR dibuka karena perlu dilakukan perataan kembali terhadap areal di Kebon Talo dengan luas 50 are, sehingga tidak berdampak terhadap lingkungan sekitar.
“Setelah TPS darurat rapi seperti semula, dan TPAR beroperasional normal seperti biasa barulah kita pastikan TPS darurat ditutup,” katanya.
Dikatakan, dengan telah resmi ditutupnya operasional TPS darurat Kebon Talo dan TPAR beroperasional secara normal, kini semua depo dan TPS yang ada di Kota Mataram sudah dapat digunakan sebagaimana biasanya.
“Berbagai alat berat di TPS darurat juga sudah kami tarik,” katanya.
Selain itu, untuk menghindari adanya oknum petugas yang kembali membuang sampah ke TPS darurat, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan telah mengingatkan semua petugas agar kembali membuang sampah pada lokasi yang telah ditetapkan.
Di sisi lain, Irwan menambahkan, kebakaran di areal TPAR salah satunya dipicu karena banyaknya sampah yang belum diratakan. Semestinya, begitu sampah datang langsung diratakan.
“Semoga kebakaran kemarin bisa menjadi bahan evaluasi pemerintah, agar ke depan dapat melakukan penanganan sampah lebih maksimal dengan teknologi modern,” katanya.
Berdasarkan data DLH Kota Mataram, produksi sampah di Mataram sekitar 340 ton lebih per hari. Sementara, pengurangan sampah yang dilakukan masyarakat melalui bank sampah di masing-masing depo dan TPS hingga saat ini tercatat sebesar 3,4 persen atau sekitar 11 ton per hari. (Ant)