Mataram (Inside Lombok) – Buah pisang menjadi komoditas andalan di Desa Lantan, Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng). Di mana setiap harinya terdapat sekitar 4-7 ribu sisir pisang yang dipanen oleh sekitar 600 orang petani di desa tersebut. Artinya, setiap petani bisa menjual lebih dari 1.000 sisir pisang setiap bulannya.
Ada berbagai macam jenis pisang di wilayah ini. Namun pisang mas menjadi salah satu favorit lantaran tumbuh dan berbuahnya tidak mengenal musim. Selain itu, pisang mas juga banyak digemari oleh masyarakat karena aromanya yang harum dan rasanya yang manis.
Harga dari pisang mas berkisar Rp1.500 per sisirnya. Hal ini mendorong tim MBKM Membangun Desa, proyek sosial dari tim prodi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram (Unram), memanfaatkan pisang tersebut menjadi produk baru yang tahan lama yaitu tepung pisang.
Produk olahan berbasis bahan pangan lokal yang dibuat oleh MBKM membangun desa dapat diterima semua kalangan dari usia muda hingga tua. Produk itu juga diharapkan dapat menjadi inspirasi masyarakat Indonesia, khususnya Pulau Lombok yang banyak menghasilkan buah pisang.
MBKM Membangun Desa ditujukan untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya. MBKM Membangun Desa di Desa Lantan terdiri dari 10 orang yang berasal dari prodi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Inovasi tepung pisang mas khas Desa Lantan binaan MBKM Membangun Desa memperoleh juara 2 dalam kategori Produk/Karya/Inovasi MBKM Pada acara UNRAM Merdeka Fair 2023 yang diadakan pada 3 Desember lalu di Auditorium M. Yusuf Abu Bakar. Unram Merdeka Fair 2023 mengusung tema Optimalisasi Merdeka Belajar Melalui Kolaborasi Budaya Nusantara dirangkaikan dengan Festival Budaya Nusantara. (r)
