25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaAdvetorialMenyulap Kohe dan Limbah Pakan Ternak Menjadi Biogas: Memanfaatkan Sumber EBT dalam...

Menyulap Kohe dan Limbah Pakan Ternak Menjadi Biogas: Memanfaatkan Sumber EBT dalam Sistem Pengembangan Pertanian Berbasis Smart Farming di Kelurahan Dasan Geres

Mataram (Inside Lombok) – Digester merupakan ruang tertutup yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kotoran ternak selama beberapa hari untuk menghasilkan gas hasil fermentasi yang disebut biogas. Biogas merupakan sumber energi baru terbarukan yang dihasilkan melalui proses fermentasi anaerobik bahan organik seperti limbah pertanian, limbah rumah tangga, atau kotoran ternak.

Berdasarkan hal tersebut maka mahasiswa MBKM Membangun Desa mencetuskan adanya inovasi dan pengembangan yang dilakukan di Kelurahan Dasan Geres agar meningkatkan sumber daya manusia (SDM), sehingga pemanfaatan akan potensi yang luar biasa dapat dilakukan dengan maksimal.

Nama lain biodigester yaitu reactor atau fermentor. Ada beberapa Proses pembuatan digester (reaktor biogas) Fixed Dome Type yaitu:

1. Perencanaan

a. Potensi Desa, Kelurahan Dasan Geres ini memiliki potensi desa dalam bidang pertanian dan peternakan. Seperti halnya dalam bidang pertanian masyarakat Dasan Geres memiliki sawah yang cukup luas dan dimanfaatkan sebagai tempat menanam padi, jagung, dan lain-lain. Sedangkan dalam bidang peternakan, masyarakat di sana beternak sapi, kambing, dan lain-lain.

Hasil dari kotoran ternak tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif seperti biogas, pupuk organik, dan lain-lain. Adapun sebagian masyarakat yang berwirausaha seperti halnya usaha kecil hingga menengah. Usaha kecil di antaranya berjualan jajan di pinggir jalan atau di daerah pedalaman desa. Namun untuk usaha jangka menengah, di daerah Dasan Geres ini terdapat usaha dalam memproduksi kudapan, pembuatan batu bata, genteng, dan pembuatan pupuk.

b. Melakukan koordinasi dan sosialisasi pemanfaatan EBT dengan masyarakat Kelurahan Dasan Geres. Sosialisasi yang kami lakukan bertempat di Kantor Lurah Dasan Geres dengan jumlah peserta yang hadir kurang lebih 30 orang dengan masing-masing perwakilan dari beberapa lingkungan yang ada di Kelurahan Dasan Geres. Peserta yang hadir saat kegiatan sosialisasi diantaranya masyarakat yang bekerja sebagai peternak dan petani dan beberapa staf Kelurahan yang mewakili.

c. Potensi EBT yang ada di Kelurahan Dasan Geres cukup besar dikarenakan rata-rata masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Sesuai hasil survei dan analisis yang telah kami lakukan di Kelurahan Dasan Geres memiliki tiga biodigester. Namun hanya satu biodigester yang masih bisa beroperasi.

Biodigester ini bertempat lingkungan menang timur dengan kotoran ternak kambing sebagai bahan baku utama biodigester dengan besar empat dan biasanya gas yang dihasilkan akan digunakan untuk gas rumah tangga. Dua biodigester lainnya sudah tidak bisa dioperasikan karena adanya komponen yang rusak dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang komponen yang ada sehingga masyarakat sedikit kesulitan dalam memperbaiki biodigester yang ada.

Alasan lainnya yaitu rumitnya cara pengaplikasian biodigester sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan gas elpiji untuk gas rumah tangga yang terbilang lebih mudah digunakan, sehingga yang kami lakukan saat ini adalah memberikan pandangan dan merubah pola pikir masyarakat tentang energi baru terbarukan terutama untuk pemanfaatan biogas sebagai gas pengganti elpiji dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kelurahan Dasan Geres.

2. Melakukan Koordinasi dan Sosialisasi Pemanfaatan EBT dengan Masyarakat

Sosialisasi yang kami lakukan bertempat di Kantor Lurah Dasan Geres dengan jumlah peserta yang hadir kurang lebih 30 orang dengan masing-masing perwakilan dari beberapa lingkungan yang ada di Kelurahan Dasan Geres. Peserta yang hadir saat kegiatan sosialisasi di antaranya masyarakat yang bekerja sebagai peternak dan petani dan beberapa staf Kelurahan yang mewakili.

3. Persiapan Pembangunan Biodigester

a. Pengukuran

Proses pengukuran dalam pembuatan digester merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa sistem digester yang akan dibangun berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Hal ini, dapat merujuk pada berbagai jenis sistem, termasuk digester biogas untuk menghasilkan energi atau digester limbah untuk pengolahan limbah. Pengukuran dimensi fisik digunakan untuk memastikan bahwa desain dan konstruksi digester sesuai dengan spesifikasi. Ini mencakup pengukuran tinggi, diameter, dan bentuk sesuai dengan kebutuhan.

b. Penggalian Lubang Digester

Penggalian lubang digester.

Lubang digester dalam pembuatan biogas adalah tempat di mana terjadinya proses fermentasi anaerob dan lubang ini berfungsi sebagai rumah bagi bakteri yang menguraikan kotoran ternak menjadi gas biogas. Lubang digester ini merupakan bagian yang sangat penting dari instalasi biogas dan bekerja sama dengan komponen lainnya seperti inlet (tangki pencampuran), penampungan gas (kubah), outlet (ruang pemisah), sistem pengangkut gas, serta lubang kompos kotoran (bio-slurry). Di tempat KKN untuk kapasitas yang akan digunakan yaitu sebesar 8 meter kubik yang di mana pada lahan yang akan digunakan sebesar 5,5 meter x 3 meter.

c. Pembangunan Dinding Digester

Pembangunan dinding digester.

Pembangunan dinding digester merupakan bagian penting dalam konstruksi digester biogas. Biasanya konstruksi dinding digester dilakukan dengan pemasangan batu bata pada lubang digester yang telah di buat. Seluruh kontruksi ini bertujuan untuk mendukung proses pembentukan biogas dari limbah organic dan pastikan tidak ada cela udara agar proses fermentasi biogas berhasil tanpa terkontaminasi oleh udara.

d. Penyusunan Rangka Kubah Digester

Penyusunan rangka kubah digester.

Rangka kubah digester melibatkan proses pembangunan dinding dan atap yang kokoh untuk menampung gas metana. Kubah digester berfungsi untuk sebagai atap dan pelindung bagi proses fermentasi anaerob yang menghasilkan biogas. Dalam pemilihan bahan untuk rangka kubah digester perlu mempertimbangkan kekuatan, keawetan, dan kemampuan tahan terhadap kondisi lingkungan.

e. Pengecoran Bangunan Digester

Pengecoran kubah digester.

Dalam proses pengecoran bangunan digester melibatkan beberapa Langkah yang penting seperti persiapan bahan yaitu pasir, semen, kerikil, dan air. Pecampuran bahan cor memiliki teknik tersendiri agar bahan tercampur rata dan hasil yang diinginkan. Pengecoran ini bertujuan untuk menciptakan struktur yang kedap air dan gas, sehingga proses pembentukan biogas dapat berlangsung dengan optimal.

f. Penimbunan Digester

Proses ini bertujuan memastikan struktur agar kedap air serta menjaga ketahanan dan kekuatan bangunan. Proses penimbunan digester ini memastikan struktur yang kedap air dan gas serta menjaga ketahanan dan kekuatan bangunan. Selain itu dapat melindungi dari pengaruh lingkungan eksternal seperti cuaca, hewan, dan elemen lainnya. Bahan penimbunan yang umum digunakan termasuk tanah, pasir, dan kerikil.

g. Pengecatan Kubah Digester

Pengecatan kubah digester.

Pengecatan kubah digester adalah tahap penting dalam penyelesaian konstruksi digester, terutama dalam hal estetika, perlindungan material, dan keberlanjutan struktural. Salah satu tujuan utama pengecatan kubah digester adalah untuk melindungi material dari korosi. Pengecatan dengan cat tahan korosi dapat membantu mencegah kerusakan struktural akibat reaksi kimia dengan gas-gas yang dihasilkan selama proses fermentasi anaerobik. Dengan memilih dan melaksanakan proses pengecatan dengan hati-hati, dapat dipastikan bahwa kubah digester tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga tetap terlindungi dan tampak menarik selama jangka waktu yang panjang.

h. Memasukkan Kotoran Ternak

Pemasukan kotoran ternak.

Pembuatan biodigester merupakan proses yang melibatkan penggunaan kotoran ternak sebagai bahan baku utama. Dalam hal ini, kotoran ternak menjadi sumber utama bahan organik yang diperlukan untuk proses fermentasi anaerobik, yang menghasilkan biogas dan pupuk organik. Dalam pembuatan biodigester, perlu diperhatikan rasio antara kotoran ternak dan air. Rasio ini mempengaruhi kecepatan dan efisiensi proses fermentasi. Biasanya, rasio yang baik adalah sekitar 1:1 hingga 1:2 antara kotoran dan air. Kotoran ternak yang dimasukkan ke dalam biodigester harus diperoleh dari sumber yang bersih dan bebas dari bahan berbahaya. Kebersihan ini memastikan bahwa hasil biogas dan pupuk organik yang dihasilkan adalah berkualitas baik.

i. Pemasangan Instalasi Pipa Biogas

Pemasangan instalasi pipa biogas.

Pemasangan instalasi pipa biogas adalah langkah penting dalam membangun sistem biogas untuk memastikan distribusi gas secara efisien dan aman. Sebelum pemasangan, perlu dilakukan perencanaan sistem pipa biogas yang mencakup rute pipa, ukuran pipa, dan lokasi titik-titik penting seperti sambungan, katup, dan perangkat pengukur. Katup pengaman dan pengatur tekanan perlu dipasang pada titik-titik kritis dalam sistem pipa biogas. Ini membantu mengontrol tekanan gas dan memberikan keamanan tambahan. Pemasangan instalasi pipa biogas merupakan tugas yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus terhadap detail dan keamanan.

j. Percobaan Gas Digester

Percobaan gas degister.

Percobaan gas digester adalah kegiatan eksperimental yang dilakukan untuk mengamati dan mengukur produksi gas dari sebuah digester. Eksperimen semacam ini sangat penting dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kinerja digester biogas. Tujuan utama percobaan gas digester adalah untuk mengukur dan menganalisis produksi gas biogas dari bahan organik tertentu yang diuraikan melalui proses fermentasi anaerobik di dalam digester. Produksi gas biogas perlu diukur dengan teliti selama percobaan karena pengukuran biasanya dapat dilakukan menggunakan alat pengukur gas yang sesuai, seperti gasometer atau alat pengukur volume gas. Proses fermentasi memerlukan waktu. (r)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer