Lombok Timur (Inside Lombok) – Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) I salurkan bantuan air bersih di Desa Sekaroh, Kabupaten Lombok Timur bagian selatan, Sabtu 19 Agustus 2023. Untuk mengatasi kekeringan pada wilayah tersebut.
Desa Sekaroh memiliki 11 dusun yang mengalami kekeringan, berbulan-bulan warga hanya memanfaatkan sumur warga untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih warga terpaksa harus membeli.
“Dari satu desa dengan 11 dusun yang betul-betul kekeringan kita lihat sama-sama masyarakat sangat membutuhkan air bersih. Kami dapat informasi dari masyarakat mereka membeli air bersih dengan harga Rp20 ribu, jadi bisa dikalkulasikan per bulan butuh berapa,” ungkap Kepala BWS NT I, Tampang, Sabtu (19/8).
Untuk mengantisipasi bencana kekeringan ini BWS NT I melalui Satuan Kerja Air Tanah dan Air Baku akan membangun ABSAH di Dusun Sunut, pompanisasi dan jaringan air baku di Dusun Ujung Ketangga. Nantinya akan berkoordinasi dengan pemda setempat terkait lahan dari sumur tersebut.
“Nanti itu kita upayakan, mungkin tahun depan. Jadi kita minta pemerintah desa siapkan lahan, kita bangun ABSAH dan itu bisa dikelola masyarakat sekitar,” tuturnya.
Kepala BWS NT I, Tampang didampingi Kepala Satker Air Tanah dan Air Baku, Kepala Seksi Pelaksanaan dan PPK PAB I yang langsung turun ke lokasi mengatakan pihaknya beberapa hari ke depan akan terus menyalurkan bantuan air bersih. “Sementara ini kita salurkan 5 tangki kurang lebih 20 meter kubik air, karena di Dusun (Sunut) ini kurang lebih ada 154 KK, mungkin 500-an jiwa membutuhkan,” ujarnya.
Salah satu masyarakat, Ibu Endi mengaku selama ini dirinya dan masyarakat sekitar kesulitan mendapat air bersih, sehingga mau tidak mau harus membeli air seharga Rp20 ribu per tong besar. Bahkan setiap membeli air bersih menyesuaikan dengan kondisi keuangan masyarakat. Jika tidak ada dana, maka masyarakat tidak akan membeli.
“Kadang-kadang satu tong itu nggak sampai satu hari, itu pakai masak, wudhu, mandi juga. Apalagi satu (tong dipakai) banyak orang, habis itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Sunut, Darmun mengatakan jika musim kemarau masyarakat mulai kekurangan air bersih. “Jadi air yang untuk minum, itu masyarakat membeli dengan harga Rp300 ribu satu tangki, kalau pakai tong Rp20-25 ribu. Air ini sangat dibutuhkan masyarakat, jadi dengan datangnya air dari BWS NT I ini kami merasa bersyukur dan dampaknya sangat bagus untuk masyarakat,” tuturnya. (dpi)