Lombok Tengah (Inside Lombok)- Sebanyak 1.200 hektare tanaman pertanian milik petani di Kabupaten Lombok Tengah mengalami kekeringan. Menyusul saat ini sudah memasuki musim kemarau.
“Yang kekeringan ini padi dan jagung. Luasnya 1.200 an hektare,”kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Lalu Iskandar, Senin (14/6/2021) di Praya.
Dirincikan, untuk tanaman padi yang mengalami kekeringan dengan kategori ringan seluas 498,65 hektare. Kemudian kekeringan sedang seluas 60 hektare dan berat seluas 24 hektare. Selebihnya adalah tanaman jagung.
Kekeringan padi ini terjadi di tujuh kecamatan, tapi yang terparah berada di kecamatan Pujut seluas 241 hektare. Kemudian kecamatan Praya Timur seluas 69 hektare, Praya Barat Daya seluas 29 hektare serta Praya Barat seluas 5 hektare.
“Tapi yang terancam mengalami kekeringan juga banyak, di Praya Tengah saja luasnya 279 hektare. Yang baru ditangani seluas 25 hektare di kecamatan Praya Tengah untuk padi,”ujar Iskandar.
Untuk tanaman jagung yang mengalami kekeringan ada di kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya seluas ratusan hektare.
Di satu sisi, terdapat dua desa di kecamatan Praya Barat, yakni desa Bonder dan desa Kateng yang tidak lagi mengalami kekeringan padahal tahun-tahun sebelumnya selalu mengalami kekeringan.
Hal itu terjadi sejak petani di dua desa tersebut mengikuti sekolah lapang iklim yang diadakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Itu menandakan petani sudah lebih adaptif terhadap perubahan iklim yang ekstrim,”katanya.
Salah satu yang dilakukan petani di dua desa itu adalah menanam padi lebih awal dan menanam padi dengan varietas yang umurnya lebih singkat. Sehingga sudah panen sebelum datang musim kering.
Pola-pola tersebut, dianggap penting untuk dilakukan juga di kecamatan lain yang selalu mengalami kekeringan. Termasuk memperbanyak sekolah lapang iklim. Hal ini dianggap sebagai salah satu solusi jangka panjang agar tanaman pertanian tidak lagi mengalami kekeringan.