32.5 C
Mataram
Selasa, 14 Mei 2024
BerandaBerita Utama3 Titik di Bima Didorong Produksi Garam Gunakan Sistem Panel Darat

3 Titik di Bima Didorong Produksi Garam Gunakan Sistem Panel Darat

Mataram (Inside Lombok)- Untuk memperkuat kualitas garam yang ada di NTB, karena produksi melimpah. Namun dari segi kualitas masih kurang, untuk itu pemprov mendorong produksi garam NTB dengan menggunakan sistem panel darat. Agar produksi yang melimpah ini dapat memiliki kualitas yang tinggi.

Pasalnya, selama ini garam-garam yang diproduksi oleh para pelaku usaha kualitasnya masih rendah. Padahal jika ditingkatkan maka hasil produksinya memilikinya nilai jual tinggi, terlebih kebutuhan garam tidak hanya untuk industri tapi ada juga untuk kecantikan seperti tempat SPA.

“Tahun ini dicanangkan agar di Kabupten Bima bisa di bangun 3 titik dengan 33 unit sitem panel. Nanti produksi garam NTB tetap tinggi meskipun dalam kondisi hujan sekali pun,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi NTB, Muslim, Kamis (28/4).

Nantinya program tersebut realisasiya dilakukan setelah lebaran. Paling tidak teknologi yang dirancang oleh Pemprov ini bisa menjadi mendorong rasa penasaran bagi para petani. Sehingga jika teknologi ini layak dan produksinya bagus. Kedepan penerapan tekonologi produkasi garam ini bisa dimasifkan.

- Advertisement -

“Contoh Kabupaten Bima sudah dapat dana cukup besar tiap tahun. Tetapi karena aspek pembinaannya kurang optimal sehingga induatrisasi garam masih menjadi harapan dan masih perlu ditingkatkan,” terangnya.

Untuk memperkuat kualitas garam di NTB selain melalui induatrisasi. Langkah awal yang bisa dilakukan provinsi NTB yakni melakukan kerjasama dengan Universitas Trunojoyo Madura menggunakan sistem mekanik. Dimana garam yang sebelumnya tidak berkualitas bisa diubah agar memenuhi standar industri.

“Saat ini kita sedang inisiasi kerjasama dengan Universitas Trunojoyo. Jadi mesin yang kita buat akan modifikasi dengan membawa tenaga ahli mereka datang ke NTB,” katanya.

Nantinya diharapkan datangnya para ahli tersebut bisa memberi contoh kepada masyarakat agar tidak hanya sekedar mereflikasi teknologi saja. Namun masyarakat harus ada contoh yang dilihat, sehingga mereka mau gerak cepat.

“Supaya masyarakat bisa melihat dari jarak dekat agar pola pikir mereka berubah. Sehingga kualitas garam kita jauh lebih baik,” tuturnya

Saat ini pemprov NTB tengah mendorong program strategis Provinsi dengan sistem industrisasi. Pada 2020 NTB produksi 160 ribu ton per tahun. Sementara kebutuhannya hanya 46 ribu sehingga terjadi surplus dari ketersediaan garam yang ada. Meski pasokan garam NTB berlimpah, tetapi banyak kendala yang dihadapi. Salah satunya gram yang dimiliki belum bisa diserap oleh pasar akibat rendahnya kualitas garam diproduksi. Berikut tekstur juga kurang berkualitas, warnanya kurang putih dan ketika diolah cenderung menjadi ampas.

“Karena kondisi NaCl nya masih rendah. Sehingga ketika diolah kebanyakan jadi ampas. Upaya yang bisa Pemprov lakukan sekarang adalah bagaimana mengedukasi masyarakat nelayan. Agar jangan sampai baru umur 4 hari garam sudah dipanen. Idealnya umur garam itu dipanen adalah umur 10 hari,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer