Mataram (Inside Lombok) – Jumlah sampah yang dihasilkan dari pendaki Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) hingga Juli 2022 ini mencapai 5.403,64 kilogram (kg) atau 5 ton lebih. Jumlah sampah ini jika dilihat dari awal tahun mengalami peningkatan, seiring dengan meningkat jumlah pendakian ke Rinjani.
Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dwi Pangestu menerangkan jumlah tersebut merupakan akumulasi dari sampah yang dibawa pendaki, non pendaki maupun dilakukan clean up (pembersihan) oleh pihak BTNGR. Dari sampah yang dibawa turun, lebih banyak didominasi oleh para pendaki.
Hampir 90 persen sampah tersebut adalah yang dibawa turun oleh para pendaki, mengingat ada sanksi diberlakukan bagi pendaki yang tidak membawa turun sampahnya akan dimasukkan daftar hitam oleh pihak BTNGR.
“Dibawa turun oleh pendaki atau pack in-out sebanyak 4.460,14 kg atau sekitar 92,54 persen. Sedangkan dilakukan clean up 359,5 kg atau 7,46 persen dan dibawa non pendaki 584,00 kg atau 10,81 persen,” tutur Dwi, Selasa (9/8).
Dikatakan dengan persentase sampah yang dibawa kembali turun oleh pendaki ini mengindikasikan bahwa kesadaran para pendaki terhadap kebersihan gunung meningkat. Meskipun belum lama ini ada 53 pendaki masuk daftar hitam lantaran tidak membawa turun sampah mereka.
“Di aplikasi e-Rinjani kita sudah tertera, jadi ada barang-barang potensi sampah yang dibawa pendaki di pintu masuk akan dicek lagi barang bawaannya sesuai dengan list disampaikan atau tidak,” terangnya.
Begitu juga pada saat para pendaki turun akan kembali di cek sampah-sampahnya oleh petugas di TNGR. Disisi lain, sampah-sampah yang sudah di bawa turun tidak hanya dibiarkan begitu saja, ada sebagian diolah kembali oleh beberapa pihak yang bekerjasama dengan TNGR.
“Terkait dengan ecobrick di Sembalun itu sudah ada Sekolah Alam Rinjani dan di Senaru itu ada bank sampahnya dengan masyarakat lokal,” ujarnya.
Sedangkan yang tidak bisa didaur ulang, ada juga kerjasama dilakukan dengan pemerintah daerah. Seperti di Lombok Utara bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup, di mana mereka yang mengangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bagi sampah tidak didaur ulang.
Sementara itu, dari data BTNGR total sampah pendakian, baik itu dibawa pendaki cerdas maupun dilakukan clean up sebanyak 4.819,64 kg atau 89,19 persen. Pada posisi Mei dan Juli cukup tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya. Yakni dengan rincian pada Mei mencapai 1.511,00 kg dan di Juli 1.519,50 kg, karena di Mei, Juni dan Juli jumlah pendaki cukup tinggi, apalagi memasuki Agustus ini.
“Ini saja sudah full booking untuk pendakian ke Rinjani sampai dengan tanggal 14 Agustus. Kalau sampai Juli kemarin data kita jumlah pengunjung ke Rinjani 31.825 orang, baik itu pendaki maupun non pendaki,” jelasnya.
Sementara itu, untuk clean up merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas TNGR bersama mitra di antaranya porter, guide, dan kelompok pencinta alam.
“Tapi kita juga sebagai pengelola tidak lepas tanggung jawab, kita ada kegiatan clean up jadi kita mengambil sampah-sampah yang memang tidak terbawa pendaki, tercecer karena monyet atau bekas-bekas yang tidak bisa diangkat,” jelasnya. (dpi)