25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaAda Ribuan Penderita TBC di Kota Mataram, Tapi Penanganan Kurang 50 Persen

Ada Ribuan Penderita TBC di Kota Mataram, Tapi Penanganan Kurang 50 Persen

Mataram (Inside Lombok) – Estimasi kasus tuberkulosis (TBC) di Kota Mataram tahun 2022 yaitu sebanyak 2.389 kasus. Namun dari jumlah ini yang terdata sebanyak 1.607 kasus dan yang bisa tertangani kurang dari 50 persen.

“Untuk tahun 2022, Kita punya estimasi kasus TBC di Kota Mataram ini 2.389 kasus. Yang ternotifikasi 1.607. dari ini yang diobati 48,3 persen atau 1.157 kasus yg diobati,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Usman Hadi, Selasa (24/1) di Mataram.

Ia mengatakan, jumlah penanganan kasus TBC jauh dari target yang sudah ditentukan sebesar 70 persen. Karena penanganan kasus TBC tidak saja dilakukan Dinas Kesehatan melainkan keterlibatan semua pihak. Pasalnya, penularan kasus TBC juga dipengaruhi oleh lingkungan.

“Semua orang bisa kena. TBC paru itu sangat identik dengan lingkungan. Orang-orang yang penyakit kronis itu kayak diabet itu rentan sekali kena TBC paru,” katanya.

Diterangkan Usman, sebanyak 67 penderita TBC di Kota Mataram meninggal. Kematian puluhan penderita tersebut bukan semata-mata karena menderita TBC saja, melainkan penyakit lain yang menyertai.

“Kasus kematian ini dari tim paru. Ada penyertanya dengan TBC, HIV, anak dengan gizi buruk kena TBC meninggal. Jadi tidak murni karena TBC Baru,” ujarnya.

Ia menyarankan, jika mengidap batuk-pilek, maka harus segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini agar bisa diketahui secara jelas, apakah menderita penyakit biasa atau tidak. Karena jika teridentifikasi TBC maka bisa diberikan tindak lanjut pengobatan yang lain.

“Kalau batuk pilek segera dilakukan pemeriksaan sama dokter. Apakah itu pneumonia kalau sudah diobati tidak bisa maka harus di-rontgen dan lain,” ucapnya.

Usman mengakui, pihaknya belum maksimal dalam pemeriksaan kasus TBC. Saat ini, untuk pemeriksaan TBC sudah ada TCM di Dinas Kesehatan. Di mana, dengan adanya TCM tersebut TBC bisa terdeteksi dengan lebih cepat.

“Di Mataram sudah ada pemeriksaan TCM. Itu nanti ada alat khusus yang ada di Kota Mataram, puskesmas dan rumah sakit,” papar Usman.

Sebelumnya juga sudah diprogramkan satu lingkungan bebas TBC. Karena dari ribuan kasus yang ada saat ini, tersebar hampir di semua lingkungan yang ada di Kota Mataram.

“Kita kurang aktif dalam penemuan kasus TBC. kami punya program kalau kita tidak bisa bebas TBC tapi kita buat satu lingkungan saja,” pungkasnya.

Semenetara itu, Direktur InSPIRASI NTB Nurjanah mengatakan penanganan TBC harus bisa dilakukan dengan maksimal. Pasalnya, penderita TBC masih mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan. Artinya, masih ada diskriminasi yang didapatkan oleh penderita TBC di lingkungannya.

“Ini butuh peran semua pihak. Misalnya Dinas Kesehatan memberikan pelayanan yang cepat. Ada diskriminasi. Kita edukasi agar tidak ada potensi penularan,” katanya.

NGO perempuan ini sudah memiliki 30 orang kader di Kota Mataram yang membantu untuk mendeteksi TBC khusus di Kota Mataram. Diakui, puluhan kader ini masih terbatas dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Pendekatan yang dilakukan oleh kader-kader melalui posyandu keluarga yang sedang digaungkan oleh pemerintah. “Kita butuh banyak orang,” tegasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer