27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaAncaman Malaria dan Penyakit Lain Mengintai Pengungsi Banjir Lobar

Ancaman Malaria dan Penyakit Lain Mengintai Pengungsi Banjir Lobar

Lombok Barat (Inside Lombok) – Posko pengungsian di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat dikhawatirkan menjadi ruang penyebaran malaria dan penyakit lainnya. Terlebih korban banjir dan longsor yang terjadi pada 6 Desember lalu diminta bertahan lebih lama di posko pengungsian, hingga cuaca lebih bersahabat.

Hal itu diungkapkan oleh Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. H. Ahmad Taufik Fathoni. Menurutnya, bila terlalu lama bertahan di pengungsian dengan situasi musim hujan dan banyak nyamuk, pengungsi berpotensi terserang malaria.

“Yang kami takutkan itu malah diare. Karena kurangnya air bersih, dan yang kedua itu malaria, karena desa Batulayar Barat ini daerah malaria,” ungkap Fathoni saat ditemui di posko pengungsian akhir pekan kemarin.

Untuk memberi pelayanan maksimal di seluruh posko bencana, Dikes Lobar menjalankan dua sistem. Pertama dengan menempatkan tim siaga di setiap posko kesehatan di lokasi pengungsian; kedua menyiapkan tim yang bertugas mobile memantau kesehatan masyarakat dengan datang ke wilayah terdampak.

“Posko kesehatan itu ada dua, yang di Batulayar Utara dan di Kekait. Kami sudah perintahkan Puskesmas Gunungsari untuk mengakomodir posko di Kekait,” sebut Fathoni.

Diterangkan, ada beberapa penyakit yang dikeluhkan pengungsi setelah sepekan pascabencana. Antara lain ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), gangguan perut, gatal-gatal akibat minimnya akses air bersih, hingga myalgia atau nyeri otot.

Kondisi kesehatan pengungsi yang mulai menurun tersebut diharapkan mendapatkan penanganan. Terutama setelah petugas kesehatan disiagakan 24 jam di posko yang ada di pengungsian.

Fathoni menyebut, masyarakat yang rumahnya sudah bisa dibersihkan diupayakan pindah dari pengungsian. Khususnya untuk mengantisipasi penyakit yang bisa muncul.

“Kami sebenarnya berharapnya, masyarakat yang rumahnya maksimal sudah bersih bisa kembali ke rumah. Tetapi bagi yang rumahnya roboh, silahkan nanti Pemda bisa segera menyiapkan shelter untuk sementara,” tegasnya.

Jika para pengungsi terlalu lama berada di tenda, ancaman terserang berbagai penyakit dikhawatirkan meningkat. “Itu dari sisi kesehatan, kami khawatir masyarakat malah terdampak penyakit di sana,” imbuh dia.

Sementara itu, Mensos RI Tri Rismaharini yang mengunjungi lokasi bencana pada akhir pekan kemarin meminta masyarakat menunggu kondisi cuaca lebih bersahabat sebelum meninggalkan pengungsian. Untuk itu, masyarakat terdampak diminta bertahan sementara.

“Artinya, warga di sekitar itu juga minimal saat hujan atau saat malam hari, mereka harus tinggal di sini (pengungsian, red),” pesan Risma kepada para pengungsi saat berkunjung akhir pekan kemarin.

Agar masyarakat yang mengungsi tetap merasa nyaman, pihaknya menjanjikan berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan standar PBB. “Karena ini bukan jangka waktu yang pendek, tapi ini bisa berlangsung sampai satu bulan, dua bulan. Sampai kondisinya bisa dinyatakan aman,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer