Lombok Timur (Inside Lombok) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lotim dari sektor Perdagangan belum mencapai target. Hal itu dikarenakan masih adanya pedagang yang menunggak sewa lapak, serta karena faktor Pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Sarana dan Distribusi Pasar Dinas Perdagangan Lotim, Mirza Sophian mengatakan PAD dari Dinas Perdagangan bersumber dari retribusi pasar seperti karcis, parkir, sewa ruko, sewa tanah dan retribusi izin dasaran.
“Itu komponen yang kita ambil pungutan di pasar, dan itu sudah ada ketentuan dan dasar hukumnya,” katanya, Rabu (08/12).
Akan tetapi PAD yang dihasilkan dari retribusi 37 pasar di Lotim saat ini baru mencapai Rp9,7 miliar dari target sebesar Rp15 miliar lebih. “Target itu sudah melalui pembahasan dengan DPRD. Akan tetapi setelah kita hitung pendapatan dari semua retribusi itu, hanya dapat menghasilkan Rp12 miliar PAD,” jelasnya.
Selain itu, banyaknya pedagang yang masih menunggak sewa ruko disebutnya menjadi alasan lain rendahnya capaian PAD tersebut. “Dari tahun 2019 hingga 2021 ada juga yang belum bayar, kita hitung mungkin ada sekitar Rp1 miliar lebih total tunggakan,” pungkasnya. (den)
