Lombok Barat (Inside Lombok) – Belasan Rumah di Dusun Pelepok, Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung kembali tergenang. Ketinggian air dilaporkan mencapai sekitar 30-40 centimeter, yang disebabkan meningkatnya volume air sungai Eleng akibat tingginya curah hujan sejak Senin (21/02) dini hari.
Kepala Dusun Pelpok, Sahlan mengakui kawasan itu kerap menjadi langganan banjir tiga dekade terakhir ini. Warga yang tinggal di bantaran sungai telah berupaya meninggikan bangunan rumah mereka. Namun saat hujan, rumah merka masih juga kemasukan air.
“Airnya mulai naik dari semalam, tapi siang tadi dampaknya mulai terasa. Warga tidak bisa beraktivitas,” ujar Sahlan saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Senin (21/02).
Ia pun mempertanyakan peran BPBD Lobar dalam memberi solusi persoalan yang bukan pertama kalinya terjadi itu. Pihaknya berharap, pemerintah tidak menutup diri untuk bisa menghadirkan solusi yang sesuai dengan kondisi yang terjadi.
“Kami minta pemerintah bisa bergerak cepat untuk melakukan penanganan,” imbuhnya.
Warga setempat juga berharap supaya Pemda menunjukkan perhatian serius, paling tidak untuk melakukan upaya normalisasi sungai dan pentaludan di sepanjang bantaran sungai tersebut. Karena diakuinya, rumah sebagian warga memang posisinya lebih rendah dibanding sungai.
Pentaludan dari pihak BPBD sendiri terakhir dilakukan sekitar empat tahun silam. Itu pun, lanjut Sahlan, belum tuntas sampai seluruh bantaran sungai.
“Talud yang sekarang ini masih kurang tinggi. Jadi saat curah hujan sangat tinggi, itu membuat debit air tidak bisa ditampung dan diserap,” tegasnya.
Diterangkan, bantaran sungai yang ditalud baru sekitar 200 meter, dan terbatas untuk bangian sungai sebelah kiri. “Sebelah kanan belum ada pentaludan sama sekali,” beber Sahlan.
Menanggapi hal itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lobar, Hartono Ahmad pun tak mengelak upaya pentaludan di bantaran sungai Eleng belum dikerjakan tuntas. Lantaran masih terkendala kurangnya anggaran.
“Jadi solusinya, kita minta kades untuk mengusulkan pentaludan-nya. Sambil kita lihat anggaran yang tersedia,” jelasnya.
Ahmad menyebut, saat ini banyak desa yang telah mengusulkan hal serupa dan masuk juga dalam skala prioritas.
Sementara Kapolsek Gerung, AKP Syaripuddin Zokhri menyebut dari hasil pantauan pihaknya genangan itu juga disebabkan oleh tertutupnya pintu air yang ada di Dusun Kebon Jurang. Serta masih mampetnya saluran drainase yang dinilai kurang memadai, hingga menyebabkan air meluap.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kepolisian bersama kadus setempat memberikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada.
“Mengantisipasi air kiriman serta hujan susulan dan menghimbau warga untuk tidak membuang sampah di sungai secara sembarangan,” tandasnya.
Dari hasil pantauan terkahir, debit air masih cukup signifikan. Namun telah berangsur-angsur surut. (yud)