Lombok Timur (Inside Lombok) – Lalu Sofian merupakan satu-satunya putra NTB yang berhasil menembus ajang seni beladiri campuran atau biasa disebut mix martial art (MMA).
Lahir di Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) pada 19 Mei 1996. Saat ini ia tengah mengenyam pendidikan semester delapan di Universitas Negeri Jakarta. Lalu Sofian juga merupakan seorang pelatih fitnes dan juga beladiri yang dikuasainya.
Semasa kecil ia pernah menduduki bangku sekolah dasar pada salah satu sekolah di Kecamatan Selong, setelah lulus ia pindah ke Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.
Semasa sekolah di Selong, ia sempat mengikuti ekstrakulikuler karate, namun ia tidak begitu serius menekuninya. Akan tetapi selepas tinggal di Kota Salatiga, ia menekuni beladiri dan menguasai beberapa jenis beladiri.
“Saya pindah ke Kota Salatiga ketika lulus SD, saya di sini numpang sama keluarga ibu. Kebetulan ibu saya asli sini (Jawa Tengah),” ujarnya saat dihubungi Inside Lombok, Senin (20/09/2021).
Lalu sofian sendiri terjun ke dunia MMA yakni One Pride sebab termotivasi oleh beberapa temannya yang mengikuti ajang tersebut. Oleh sebab itu dirinya memutuskan terjun ke dunia MMA dengan berbekal tiga beladiri yang dikuasainya, yakni Boxing, Kick Boxing dan Gulat.
“Ajang One Pride itu kan mulai sekitar tahun 2016, lalu saya coba daftar pada tahun 2017 di kelas Straw berat 52 kilogram. Tapi pada pertandingan kedua pelatih meminta saya turun ke 48 kilogram,” tuturnya.
Awal karir di dunia MMA terbilang gemilang, pasalnya sebanyak dua kali tanding, Lalu Sofian belum pernah terkalahkan. Untuk itu, saat ini ia tengah fokus latihan untuk pematangan menuju pertandingan berikutnya.
“Saya belum tau kapan pertandingan berikutnya, soalnya saya lagi nunggu panggilan dari pihak One Pride MMA,” katanya.
Lalu Sofian berharap ke depan karirnya bisa terus meningkat dan bisa mempersembahkan sabuk juara bagi tanah kelahirannya, yakni Pulau Lombok. Ia juga berharap dengan keikutsertaan dirinya pada ajang One Pride dapat menginspirasi para pemuda-pemudi di Pulau Lombok untuk berani mencoba.
“Saya berharap bisa membawa sabuk buat Lombok, serta bisa memotivasi pemuda di sana agar berani terjun ke ajang beladiri atau MMA ini,” imbuhnya.