Lombok Tengah (Inside Lombok) – BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM) menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) tahun 2021, Senin (5/4/2021).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Pangkalan Pendaratan Perintis (PPP) Teluk Awang Lombok Tengah dan diikuti oleh sekitar 50 orang nelayan yang ada di pulau Lombok.
Kepala Stamet ZAM, Cucu Kusmayancu dalam sambutannya mengatakan, kegiatan SLCN ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada nelayan mengenai informasi cuaca dan iklim. Sehingga tetap aman saat turun melaut.
“Begitu pula dengan hasil tangkapan akan meningkat. Kita harapkan hasil dari kegiatan ini sesuai dengan yang kita harapkan,”katanya.
Dikatakan, total jumlah peserta SLCN ini sebanyak 100 orang. Namun dibagi menjadi dua sesi hingga Selasa (6/4/2021) ini.
Dari 100 orang nelayan tersebut, 30 orang di antaranya berasal dari Lombok Barat. Kemudian 45 orang nelayan dari Lombok Tengah, 15 orang dari Lombok Timur dan 7 orang nelayan Lombok Utara.
Senada dengan itu, Kepala Balai Besar Wilayah III Denpasar, Wahyu Raharjo mengatakan, SLCN ini dilakukan terkait dengan terjadinya perubahan iklim yang terus menerus terjadi.
Biasanya, nelayan menggunakan ilmu kebiasaan saat turun melakukan. Adapun saat ini apa yang menjadi kebiasaan tersebut sudah mengalami perubahan.
“Ternyata sekarang ada pergeseran perubahan iklim dan cuaca ini. Sehingga dalam SLCN ini akan menggabungkan ilmu kebiasaan itu dengan ilmu BMKG,”katanya.
Dengan begitu, akan ada kepastian keamanan bagi nelayan saat turun melaut. Sehingga bisa mengurangi dampak yang bisa timbul seperti kecelakaan akibat cuaca buruk.
“Sehingga saat nelayan turun menangkap ikan itu aman. Karena ada kepastian saat melaut, terkait cuaca, aman atau tidak,”imbuhnya.
Informasi terkait dengan kondisi iklim dan cuaca ini akan disampaikan BMKG melalui WA gruf yang anggotanya adalah para nelayan di NTB. Selain itu, informasi itu juga bisa diakses oleh nelayan melalui aplikasi yang sudah tersedia.
“Ini juga untuk meningkatkan produksi tangkapan dan Bapak- bapak nelayan dan bisa kembali ke keluarga dengan aman,”katanya.
Adapun Anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama dalam kesempatan yang sama mengatakan, daerah NTB khususnya di pulau Lombok sangat rentan terhadap berbagai macam bencana alam yang berpotensi terjadi.
“Sehingga kegiatan ini sangat bermanfaat bagi nelayan untuk meminimalisir risiko yang terjadi di tengah laut,”imbuhnya.
Selain SLCN ini, ke depan pihaknya akan mengupayakan alokasi anggaran untuk
sekolah iklim bagi para petani yang ada di NTB.
Sehingga para petani bisa mengetahui kondisi cuaca dan secara tepat menanam jenis-jenis pertanian yang cocok dengan kondisi iklim dan cuaca yang ada saat itu.
“Kalau kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Saya akan percaya diri minta anggaran ke pusat agar kegiatan yang sama bisa diadakan terus setiap tahun,”ujarnya.
Dalam SLCN ini juga hadir Kepala Pangkalan PPP Teluk Awang, Kepala Pencarian dan Pertolongan kelas A Mataram (BASARNAS) dan Kapolsek Praya Barat. Kemudian hadir juga Kepala Stamet Kelas I Lombok Barat, Kepala BMKG Sumbawa serta Kepala Stamet M. Salahuddin Bima.