Mataram (Inside Lombok) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menyebutkan sejumlah rumah di sepanjang pinggir Sungai Ancar Kota Mataram terendam banjir akibat hujan deras disebagian wilayah Kota Mataram, Selasa sekitar pukul 17.00 Wita.
Juga terjadinya luapan air Sungai Ancar dari ujung timur hingga barat dengan ketinggian mencapai 50-70 sentimeter.
“Petugas kami bersama TRC dan Tagana masih melakukan pendataan terhadap jumlah riil rumah warga terendam dibeberapa wilayah. Sementara sebagian warga mengungsi, ke rumah kerabat serta menyelamatkan barang berharga,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Arif Rahman di Mataram, Selasa petang.
Menurut dia, air sungai tiba-tiba meluap karena hujan deras disebagian wilayah Kota Mataram sekitar pukul 17.00 Wita, dan air kiriman yang cukup besar dari wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagai wilayah hulu sehingga tanggul sungai tidak mampu menanahan.
“Untuk sementara hanya Sungai Ancar yang meluap, sedangkan Sungai Unus, Jangkuk masih aman,” katanya.
Menurutnya, beberapa wilayah terendam banjir antara lain, Lingkungan Kekalik Swakarya, Kekalik Kijang, Kekalik Gerisak, Bertais, Babakan, kemudian Lingkungan Sindu, Ampenan Tengah.
“Saat ini, petugas masih turun membantu warga membuat tanggul darurat dengan menggunakan bahan sederhana yakni menggunakan karung yang diisi pasir agar air tidak terlalu besar masuk ke rumah warga,” katanya.
Sementara Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Miftahurahman yang dikonfirmasi mengatakan, untuk beberapa wilayah saat ini air sudah mulai surut.
“Salah satu ancaman banjir ini karena ada sampah kiriman dan debit air yang cukup tinggi,” ujarnya.
Karena itu, petugas gabungan sudah turun, termasuk mengangkat sampah yang tersumbat dibeberapa lokasi. Seperti di kekalik dan jembatan di Jalan Panjitilar.
“Sampah nyangkut sampai puluhan truk sehingga air meluap ke rumah warga yang berada di sekitar sempadan sungai. Kita terus pantau, petugas tengah bekerja maksimal melakukan pengangkatan sampah agar aliran sungai lancar,” katanya.
Miftah menambahkan, beberapa lokasi terdampak banjir tidak lepas dari kondisi sungai yang dangkal, serta tinggi sedimentasi yang sudah terlalu parah selama ini dan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. (Ant)