Lombok Tengah (Inside Lombok) – Bupati Lombok Tengah (Loteng), H. L. Pathul Bahri membuka Bazar Ramadan Mandalika Bersatu Jaya di halaman Masjid Agung Praya, Kamis (14/4/2022). Mengira bazar tersebut akan ramai, orang nomor satu di Loteng itu mengaku terkejut mendapati bazar justru terlihat sepi pembeli dan jumlah pedagang sedikit.
Sambil mengungkapkan kekecewaan, Pathul kemudian memberi penekanan khusus pada Kepala Dinas Koperasi dan Kepala Dinas Perdagangan yang dinilai tidak bekerja sama mempersiapkan bazar tersebut agar lebih meriah.
“Mau kita laksanakan tiga hari setelah puasa, tetapi saya menolak. Khawatir sepi, ternyata benar sepi,” ujar Pathul dengan raut wajah kecewa. Ia menilai dua dinas terkait yang bertanggungjawab untuk penyiapan Bazar Ramadan itu terkesan jalan sendiri-sendiri.
“Saya kalau lihat ini, pantesan Wabup, Sekda tak hadir. Akhirnya saya yang hadir dan mudah-mudahan jamaah pulang ngaji datang berbelanja,” ujar Pathul. Untuk itu, pihaknya meminta OPD terkait agar memutar otak berinovasi agar bazar tersebut bisa ramai pengunjung.
“Seharusnya ramai di pembukaan, bukan besok. Besok saya minta harus hadir 42 pedagang itu, (Dinas) Perdagangan dan (Dinas) Koperasi harus bekerjasama. Kalau seperti ini bukan bazar, ini jual biasa,” tegasnya.
Pathul juga menyikapi minimnya kehadiran pihak perbankan dan ritel modern. di bazar tersebut Terlihat di kegiatan itu hanya Bank NTB sementara ritel modern tidak satupun ikut dilibatkan. Hal tersebut membuat Pathul mempertanyakan peran ritel modern bagi masyarakat Loteng.
“Bank-bank juga diundang, kenapa hanya satu bank. Ritel modern (seperti) Alfamart dan Indomaret itu manfaatnya untuk kita apa? Ayo kita berikan semangat yang sama untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, Pathul menilai laporan Kepala Dinas Koperasi terlalu muluk dan mengada-ada sebab tidak sesuai kenyataan. “Tolong, jangan laporan saja bagus, tetapi kenyataannya (juga) harus ada yang bikin ramai. Tolong Perindag dan Koperasi bersinergi. Mudahan nanti setelah pengajian ramai,” lanjutnya.
Yang menjadi pertanyaan, ujar Pathul, peran ritel modern yang membuka cabang bagi masyarakat Loteng. Selama ini dan kegiatan pemerintah ritel modern tidak pernah terlibat, padahal notabene usaha mereka berjalan dan mendapat keuntungan dengan membuka cabang di Loteng.
“Siapa yang kelola ritel modern, jangan hanya dapat izin saja lalu tak ada manfaatnya bagi masyarakat. Bertahun-tahun cari makan di Loteng apa yang mereka berikan? Saya minta Pak Asisten untuk catat jumlah ritel modern, kita bahas manfaat dan mudharatnya bagi masyarakat. Jadi bahan evaluasi kita,” ungkapnya.
Sementara itu Kadis Koperasi dan UMKM Loteng, Ihsan S.Hut dalam laporannya mengatakan Bazar Ramadan Mandalika merupakan agenda rutin dari tahun ke tahun. Pesertanya adalah seluruh penggiat organisasi lembaga UMKM sebanyak 13 lembaga dan 42 pelaku penggiat UMKM.
Tujuan bazar sendiri adalah menggerakkan pelaku agar semangat berusaha dan terus berupaya meningkatkan indeks pendapatan. “Semoga (kegiatan ini) dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM,” ujarnya. (fhr)