Lombok Barat (Inside Lombok) – Menanggapi banjir yang sudah terjadi di beberapa kawasan yang masuk dalam peta rawan banjir dan longsor, Bupati Lombok Barat mengakui bahwa Pemda saat ini telah melakukan upaya antisipasi jangka pendek dan jangka panjang. Ia menyebut penyebab banjir bukan hanya karena banyaknya volume sampah rumah tangga.
“Kita mempersiapkan diri untuk antisipasi, sambil kita melakukan program jangka pendek” kata Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, saat ditemui di ruangannya, Kamis (12/11/2020).
Seperti halnya banjir di Senggigi beberapa waktu lalu, Fauzan menyebut bahwa pihaknya melakukan program jangka pendek untuk melakukan penanganan. Salah satunya dengan langsung menurunkan tim untuk membersihkan sisa material banjir, serta sampah dari bukit yang menyumbat gorong-gorong sehingga menyebabkan banjir.
“Mulai setelah banjir surut itu ada proses pengerukan sampah dan seterusnya. Tapi kita juga ndak boleh lupa untuk program jangka yang lebih panjang” tandasnya.
Karena ia menyebut bahwa banjir yang terjadi seperti di Senggigi dan Sekotong, bukan serta merta karena adanya pendangkalan. Tetapi juga disinyalir merupakan dampak La Nina yang mengakibatkan meningkatnya intensitas hujan.
“Informasi dari BMKG, curah hujan yang terjadi itu memang sudah dua kali lipat volume airnya dari hujan yang biasanya” imbuh Bupati Lobar ini.
Namun ia tak memungkiri, bahwa banjir yang terjadi di Senggigi juga diakibatkan oleh tumpukan sampah dari perbukitan. Sehingga walaupun kemarin terjadi hujan deras lagi, namun air tidak sampai meluap ke jalan. Karena sampah yang menyumbat gorong-gorong yang ada di kawasan tersebut telah dibersihkan.
“Kalau konteks Senggigi dan Sekotong, penyebab banjirnya tidak semata-mata karena sampah keluarga. Karena aliran sungai itu kan lewatnya gunung, bukit, jadi banyak sampah dedaunan, ranting, semacam itu” tegasnya.
Pemda mengaku bahwa sudah memiliki peta daerah rawan bencana, sehingga mempercepat pergerakan untuk mengantisipasi dengan melaksanakan apel siaga bencana pada Rabu lalu.
“Kalau di Gunung Sari, walaupun Pusuk juga rawan. Tapi kita berbicara konteks ‘paling’ rawan, itu Guntur Macan” ungkapnya.
Fauzan mengakui, bahwa terkait dengan konteks banjir, semua kecamatan yang ada di Lombok Barat sebenarnya rawan banjir. Namun untuk konteks longsor, tidak semua daerah di Lombok Barat yang rawan bencana tanah longsor.
Namun saat disinggung mengenai rentannya banjir yang juga diakibatkan oleh maraknya penggundulan hutan di wilayah tersebut, ia menyebut walaupun hutan masuk dalam ranah kewenangan provinsi. Tetapi dirinya mengakui bahwa pemerintah kabupaten juga harus tetap memiliki tugas dan fungsi untuk menjaga hutan.
“Selain provinsi, menjaga hutan ini juga kan tanggungjawab kabupaten, juga masyarakat. Karena ini tanggungjawab kita bersama” pungkas Bupati Lobar ini.