Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB mendorong pengelola ikan tuna yang ada di NTB memiliki sertifikat internasional. Adanya sertifikat ini akan memberikan keuntungan, yakni meningkat nilai jual ikan tuna dan mampu menembus pasar global. Terlebih untuk produksi tuna di NTB cukup banyak, terutama di wilayah Dompu.
“Tuna ini membutuhkan penanganan yang baik, karena menyangkut selerasa pasar, dan ini kan barang ekspor jadi itu ada sertifikasinya,” ujar Kepala Dislutkan NTB, Muslim, Selasa (25/10).
Saat ini yang menjadi PR bagi pihaknya adalah bagaimana menangani pasca panen ikan tuna. Untuk itu pihaknya sudah menempatkan salah satu NGO (Non-Government Organisation) yang akan menyiapkan sertifikat ikan tuna. Sertifikasi itu akan diterbitkan Marine Stewardship Council (MSC)
“MSC itulah yang akan mensertifikasi seluruh komoditi ikan di NTB. Hanya tiga di Indonesia yang dapat ada NTB, Jawa Timur dan Maluku,” terangnya.
MSC sendiri merupakan sebuah lembaga swadaya (non-profit) yang berbasis di Inggris yang menetapkan standar untuk perikanan berkelanjutan di seluruh dunia. Dengan adanya sertifikasi ini memberikan keuntungan bagi pengelola ikan tuna yang ada di NTB.
Keuntungan yang dimaksud yakni dari sisi nilai jual meningkat, kemudian kualitas dan jaminan mutu terjaga. Sehingga tidak ada kendala ketika olahan ikan tuna ini masuk pasar global, karena sudah sesuai dengan kriteria yang inginkan.
“Kalau ikan tuna kita sudah tersertifikasi maka dia akan mudah diterima di pasar internasional. Memang sudah ada yang diekspor, hanya saja masih melalui Surabaya bukan dari NTB,” terangnya.
Sementara sejauh ini untuk penanganan ikan tuna terutama di Dompu masih terbilang tradisional. Sehingga ada beberapa perusahaan-perusahaan penampungan lokal yang ada di NTB banyak yang memilih untuk menampung ikan tuna yang ada di Lombok dibandingkan yang ada di Dompu. Karena penanganan ikan tuna di Lombok sudah memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
“Sedangkan di Dompu saat ini tahap yang kita dorong adalah NGO dan MSC juga untuk membantu status penanganannya sehingga mendapatkan sertifikat tersebut,” jelasnya. (dpi)