Lombok Tengah (Inside Lombok) – Proyek pembersihan eceng gondok yang ada di Bendungan Batujai oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 sudah berjalan hampir tujuh tahun. Namun hingga saat ini proyek itu tidak kunjung terselesaikan.
Saat dikonfirmasi, salah satu masyarakat sekitar Bendungan Batujai yang tidak ingin disebutkan namanya mengeluhkan bau menyengat limbah eceng gondok yang tidak terkelola dengan baik. Ia pun mempertanyakan pokmas yang tidak pernah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan masyarakat sekitar terkait pembuangan limbah.
“Apa fungsinya pokmas dan BWS tidak pernah melakukan Sosialisasi, dan transparan kepada masyarakat,” keluhnya saat ditemui Inside Lombok, Senin (13/6/2022).
Untuk diketahui, dari 1000 hektare luas genangan Bendungan Batujai hampir 500 hekatre yang ditumbuhi tanaman eceng gondok. Namun dari jumlah tersebut pihak BWS tidak bisa memastikan berapa persen dari tumbuhan tersebut yang sudah dibersihkan.
Humas BWS, Abdul Hanan menjelaskan proyek pembersihan tersebut pengelolaan anggarannya merupakan swakelola, sehingga sudah ada ketentuannya. Namun besaran jumlah anggaran yang digelontorkan untuk operasional pengelolaan (OP) proyek pembersihan eceng gondok tersebut pihaknya enggan mengungkapkan secara gamblang.
“Ini kan pekerjaan swakelola jadi tidak ada ketentuan untuk tidak memasang plang, OP itu hitungannya hektar per sekian, jadi kita tidak bisa publish jumlah anggarannya karena menyangkut masalah kompetisi dalam penawaran,” ujar Hanan saat dikonfirmasi.
Pihak BWS bekerja sama dengan tiga kelompok masyarakat (Pokmas) yang ada di sekitar bantaran bendungan Batujai untuk membersihkan eceng gondok. Di antaranya, Pokmas Panjisari, pokmas Prapen, dan Pokmas Batujai. “Per tahun kita kasih masing-masing pokmas anggaran di bawah Rp200 juta,” ujarnya. (fhr)