Lombok Barat (Inside Lombok) – Banyak calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok Barat (Lobar) dengan tujuan Malaysia akhirnya dialihkan ke Kalimatan. Hal itu lantaran hingga kini Malaysia belum membuka diri untuk menerima PMI.
“Banyak calon PMI yang menunggu ke Malaysia, cuman kita arahkan ke tempat lain (Kalimantan) untuk yang mau kerja di kebun kelapa sawit,” beber Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lobar, Muhamad Yamil, Kamis (30/09/2021) di Gerung.
Karena banyak calon PMI Lobar yang mengajukan untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit, maka mereka dialihkan ke Kalimantan. Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya pengangguran.
“Dan sudah banyak yang berangkat, itu pun nol rupiah pokoknya mereka mau ke sana, tidak perlu mengeluarkan uang. Terima dirinya bekerja di sana,”klaim dia.
Gaji yang diterima ketika bekerja di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dengan di Malaysia pun tidak jauh berbeda.
“Dia pakai gaji UMR nya itu Rp 3,2 juta di Kabupaten Brau,” jelas dia.
Saat dikonfirmasi mengenai negara yang sudah resmi dibuka untuk menerima PMI Indonesia, dari informasi yang diterima pihaknya antara lain adalah Korea, Finlandia dan Jepang. Namun untuk Malaysia dan Singapura hingga kini belum dibuka.
Tetapi, diakuinya bahwa hingga kini belum ada pengajuan calon PMI baru untuk dikirim bekerja ke negara yang sudah membuka tenaga kerja Indonesia tersebut. Namun, mereka rata-rata hanya mengajukan rekomendasi perpanjangan untuk melanjutkan tugasnya di sana.
“Kalau yang melanjutkan banyak, setiap hari ada saja yang minta rekomendasi pembuatan paspor, ada dua sampai tiga perhari” imbuhnya.
Pengajuan perpanjangan itu diakuinya didominasi oleh pekerja migran di Korea dan para ABK yang kerja di kapal pesiar dan Jepang menjadi salah satu negara yang banyak membuka untuk pekerja migran sesuai dengan kebutuhannya, terutama perawat kesehatan.
Terkait PMI Lobar yang masih ada di luar negeri diakuinya masih cukup banyak, jumlahnya hingga ribuan. Begitu pun dengan yang dipulangkan. Karena kata dia, justru di masa pandemi ini, Malaysia justru lebih banyak memulangkan para pekerja migran.
“Yang pulang saja sudah lebih dari dua ribuan dan masih ada yang lanjut” ujar dia.