Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengusulkan agar Sungai Jangkuk dibendung dan dibuatkan dam agar dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata air, salah satunya untuk arung jeram.
Camat Ampenan Muzakkir Walad di Mataram, Rabu mengatakan untuk lokasi pembendungan bisa dilakukan di sekitar Jembatan Pejeruk-Banjar (repok bebek-red), untuk melengkapi fasilitas yang ada.
“Kami berencana setelah Jembatan Pejeruk-Banjar rampung dikerjakan, program berikutnya bisa dilakukan pembendungan air Sungai Jangkuk,” katanya.
Dengan demikian, keberadaan jembatan dan penataan kawasan pinggir sungai terintegrasi dengan keberadaan objek wisata air “rafting” yang selama ini telah direncanakan sejak beberapa tahun lalu.
“Kalau airnya sudah dibendung kami bisa buka objek wisata rafting, kano dan lainnya,” katanya.
Muzakkir menambahkan, dengan adanya pembendungan dan pembukaan objek wisata rafting, diyakini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai sekaligus menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Apalagi, tahun depan kawasan sekitar Jembatan Pejeruk-Banjar akan dilakukan penataan, baik jalan maupun daerah aliran sungainya, oleh pemerintah pusat,” katanya.
Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana menilai, ide yang disampaikan Camat Ampenan itu cukup bagus dan yang terpenting tempatnya harus disesuaikan.
“Selama ini wisata rafting belum dapat dicanangkan karena kondisi air di Sungai Jangkuk tergantung dengan musim, tidak bisa dilaksankan sepanjang tahun,” katanya.
Ketika musim hujan, katanya, debit airnya cukup tinggi, sementara ketika musim kemarau airnya sangat kecil. Karenanya, dari hasil kajian yang telah dilakukan wisata rafting hanya dapat dilaksanakan dua bulan, yakni saat volume air sedang.
“Tapi kalau ada rencana pembendungan air sungai, bisa menjadi solusi rafting dilaksanakan sepanjang tahun. Silakan, pak camat membuat konsep serta permasalahan yang ada dan kami siap dukung,” ujarnya. (Ant)