Mataram (Inside Lombok) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram akan meningkatkan pengawasan terhadap pondok pesantren yang ada. Hal ini sebagai bentuk pencegahan terhadap kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Kepala Kemenag Kota Mataram, H. Muhammad Amin, Senin (13/12) mengatakan, pengawasan yang dilakukan terkait adanya kasus pemerkosaan kepada 12 santriwati di sebuah pesantren daerah Bandung, Jawa Barat yang viral beberapa waktu belakangan. Kasus tersebut dinilai mencoreng dunia pendidikan Islam. Belajar dari itu, pembinaan dan pengawasan di pesantren diakui perlu ditingkatkan.
“Selama ini belum pernah ada kasus-kasus asusila yang ditemukan di lingkungan pesantren di Mataram. Apalagi sampai kasus pemerkosaan santriwati seperti di Jawa Barat itu,” katanya.
Pihaknya juga sudah menyusun rencana mengumpulkan pimpinan pondok pesantren. Termasuk memberikan arahan agar pimpinan pesantren bisa meningkatkan dan melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas santri, guru, dan komponen pesantren lainnya, baik di dalam maupun di luar lingkungan masing-masing pesantren.
“Dengan demikian, ketika ditemukan indikasi hal-hal yang tidak sesuai, bisa dilakukan pencegahan dini. Untuk hal ini, kami yakin semua pimpinan pesantren sudah paham, hanya perlu diingatkan,” katanya.
Lebih jauh Amin sangat menyesalkan peristiwa pemerkosaan yang dilakukan oknum guru pesantren Herry Wirawan kepada 12 santriwati di Bandung, Jawa Barat. “Apapun alasannya, hal itu tidak boleh terjadi. Sebab ini mencoreng dunia pendidikan Islam. Semoga tidak ada lagi kasus serupa di tempat lain,” katanya lagi.
Disebutkan Amin, ada 21 pondok pesantren di Kota Mataram. Selama ini, puluhan pondok pesantren tersebut beroperasi dengan baik dan berhasil meluluskan santri dan santriwati berkualitas.
Di sisi lain, pihaknya siap melaksanakan instruksi Kementerian Agama RI yang meminta jajaran lembaga pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia melakukan investigasi. “Untuk investigasi mungkin itu khusus untuk pesantren yang ada indikasi, tapi di Mataram upaya kita adalah meningkatkan pembinaan dan pengawasan,” pungkas Amin. (azm)