Lombok Tengah (Inside Lombok) – Kericuhan dengan aparat kepolisian mewarnai aksi yang digelar puluhan massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lombok Tengah (Loteng) di depan Kantor Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng, Senin (26/6). Di tengah aksi memprotes pembangunan Puskesmas Batu Jangkih yang lama mangkrak itu, peserta aksi bahkan mendapat tindakan pemukulan oleh aparat.
Keributan berawal saat massa aksi membakar ban bekas di depan Kantor Dikes Loteng sebagai bentuk perlawanan. Mereka juga sempat saling dorong dan terlibat kericuhan dengan petugas kepolisian, karena massa menolak api yang mereka sulut dipadamkan petugas.
Selain itu, massa juga menuntut Kepala Dikes Loteng dan PPK yang bersangkutan hadir menemui mereka menjabarkan temuan BPK tersebut. Namun, saat menemui massa aksi Kepala Dikes Loteng menolak menandatangani surat komitmen yang disodorkan kepadanya. Sehingga massa aksi yang geram dan kecewa atas sikap Kepala Dikes Loteng tersebut langsung merangsek masuk dan mengobrak-abrik brigade penjagaan aparat. Bentrok pun tak terelakkan.
Dikonfirmasi terkait bentrok antara demonstran dan aparat di depan Kantor Dikes Loteng tersebut, Kabang Ops Polres Loteng, AKP Hery Indrayanto yang juga ikut mengamankan berjalannya aksi mengatakan pihaknya telah bertemu dengan perwakilan massa aksi dari PMII di Mapolres.
“Kamis sudah jelaskan tadi sama Bapak Kapolres di aula, dan kami saling memaafkan,” jelasnya. Ia pun meminta permakluman atas tindak pemukulan yang terjadi di tengah demonstrasi itu. “Anggota kami bahkan rekan-rekan wartawan juga ada luka gores akibat dorong mendorong dari massa aksi. Mohon dimaklumi,” lanjutnya.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan aparat kepolisian untuk selalu mengawal massa aksi dengan humanis. “Nanti kita arahkan adik-adik kami di Polres,” tandasnya.
Sebelumnya, koordinator massa aksi, Imam Aikoq mengatakan kedatangan mereka untuk menuntut pembangunan puskesmas di Desa Batu Jangkih untuk segera dilanjutkan. Karena masyarakat sekitar sangat kesulitan untuk pergi berobat. “Banyak masyarakat yang mengeluhkan mangkraknya pembangunan itu karena masyarakat kesulitan jika mau berobat,” katanya dalam orasinya.
Selain itu mereka menduga mangkraknya pembangunan puskesmas tersebut karena adanya praktek korupsi yang terjadi. “Kami menduga pembangunan puskesmas itu (mangkrak) karena dijadikan ladang korupsi oleh pejabat dan pejabat pembuatan komitmen (PPK),” tegasanya.
Sementara itu, Ketua Umum PMII Cabang Loteng, Lalu Dita Putra mengatakan ada indikasi markup anggaran di dua proyek pembangunan puskesmas di Loteng. Antara lain di Puskesmas Batu Jangkih dan Puskesmas Batunyala.
Pihaknya pun meminta masalah tersebut bisa dituntaskan, karena telah merugikan negara. “Dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ada terdapat pembayaran lebih dari dua pembangunan puskesmas ini senilai Rp1,1 miliar,” katanya. (fhr)