25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaDeradikalisasi Harus Digalakkan di NTB

Deradikalisasi Harus Digalakkan di NTB

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Tingginya angka terorisme di Indonesia mendapat perhatian dari sejumlah kalangan kalangan. Seperti yang dikutip dari bnpt.go.id Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol. Ibnu Suhendra menjelaskan ancaman terorisme dalam kurun waktu 2017–2022 bergerak fluktuatif.

“Selama lima tahun terakhir, tren ancaman terorisme di Indonesia bergerak secara fluktuatif. Meningkat pada 2019, lalu menurun pada 2020, dan meningkat lagi pada 2022 berdasarkan Laporan GTI tahun 2022,” ujar Ibnu.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Nurul Bayan Lombok, Saepul Hadi mengatakan menjelang tahun politik sejumlah kasus penemuan teror di Indonesia masih terjadi, termasuk organisasi terlarang masih bebas berkeliaran di Indonesia. Hal itu tidak bisa dibiarkan di negara ini karena menurutnya, bangsa ini sudah teguh dengan Pancasila.

“Tidak ada tempat bagi organisasi yang ingin memecah belah bangsa ini, apalagi organisasi yang anti dengan Pancasila,” tegasnya. Untuk itu, deradikalisasi untuk menjaga keberagaman dan kenyamanan berbangsa dan bernegara menurut Saepul perlu digalakkan kembali.

“Masyarakat jangan cepat tersulut dengan isu-isu yang anti Pancasila. Mari kita menyongsong Indonesia yang damai dan aman,” ungkapnya. Saepul pun mendukung sikap Mabes Polri dan Badan Penanggulangan Terorisme di Indonesia untuk segera meredam segala gerakan intoleran dan terorisme.

“Kita dukung langkah cepat pihak penegak hukum untuk menindak tegas segala bentuk intoleran di negara ini,” tegasnya.

Mantan Ketua Bidang Pengurus Besar HMI ini melihat wilayah NTB, khususnya Lombok Tengah telah menjadi tujuan wisatawan internasional, seperti perhelatan WSBK, motoGP akan membawa dampak yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi. Namun dia tidak menafikkan bahwa perkembangan itu justru membuka potensi ancaman untuk gerakan-gerakan yang bisa mengancam keamanan wilayah.

Soal gerakan radikalisme, ia meminta masyarakat NTB dan Indonesia umumnya jangan mudah terprovokasi dengan politik identitas kemudian jangan mudah tergerus dengan budaya barat lalu meninggalkan budaya lokal. Menurutnya yang harus dijaga adalah tanamkan jiwa Nasionalisme dan berpikir terbuka dan toleran, serta pegang teguh ajaran-ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah atau agama yang ada di Indonesia sejak awal kemerdekaan yang tertuang dalam Pancasila. Dengan begitu kasus-kasus intoleransi dapat dihindari, terutama di wilayah Lombok Tengah. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer