Lombok Barat (Inside Lombok) – DPRD Lombok Barat dorong BWS Nusa Tenggara 1 bisa mempercepat pembangunan tambahan terowongan yang akan menjadi jalur mengalirnya air di Bendungan Meninting.
Hal itu disampaikan oleh Jumarti, anggota DPRD Lobar Dapil Gunungsari-Batulayar. Supaya tidak lagi ada kejadian meluapnya air yang dapat meresahkan masyarakat sekitar. Seperti yang terjadi pada Jumat (17/06) lalu.
Dirinya juga mencoba membantu menjelaskan kondisi di sekitar proyek yang tidak jauh dari tempat tinggalnya tersebut. Banyak pihak yang awalnya mengira bahwa tanggul bendungan tersebut telah jebol, padahal pembangunan baru hanya sebatas pondasi saja.
“Bendungan itu tidak jebol, karena baru sebatas pondasi. Kami melihat itu hanya luapan air yang debitnya terlalu tinggi,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, bahwa sekitar delapan atau sembilan tahun silam pernah juga terjadi kondisi serupa di kawasan tersebut. Lantaran terjadi hujan lebat di tengah hutan dan menyebabkan luapan air, yang bahkan debitnya jauh lebih besar dibanding yang terjadi Jumat lalu.
Menurutnya, mega proyek Bendungan Meninting itu tidak bisa dikatakan gagal konstruksi. Karena pembangunannya yang saat ini masih hanya sebatas pondasi.
“Baru hanya pondasi saja, itu pun kurang lebih tingginya hanya 15 meter, dan kami merasa bahwa penyebab meluapnya air di bendungan itu karena baru satu terowongan yang beroperasi di sebelah kiri. Sedangkan di sebelah kanan atau bagian timur belum dibuatkan terowongan,” jelas Jumarti.
Dengan kondisi yang beroperasi saat ini hanya satu terowongan, diyakininya memang tidak mampu menampung debit air hujan dari hulu. Oleh karena itu, ia mendesak percepatan pembangunan terowongan lainnya sebagai solusinya.
“Terowongan ini tidak mampu menampung debit air yang begitu besar, karena baru satu. Jalan keluarnya, percepat pembuatan terowongan di sebelah timur. Kalau itu sudah dibuat, sebesar apapun air akan mudah terurai. Apalagi besar terowongan itu sekitar 8 x 8 meter,” lugas dia.
Selain itu, politisi PPP ini juga meminta agar berbagai pihak yang terkait dalam proyek itu untuk sesegera menyelesaikan pembangunan jalan menuju Dusun Murpadang dari Dusun Murpeji, Desa Bukit Tinggi yang merupakan lokasi bendungan tersebut.
“Karena saat banjir, masyarakat sekitar tidak bisa keluar karena diapit dua sungai besar yakni Sungai Petete dan Sungai Meninting,” tandasnya. (yud)