28.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaDewan Pertanyakan Geliat Pabrik Pakan Ternak di NTB

Dewan Pertanyakan Geliat Pabrik Pakan Ternak di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Pabrik pakan ternak yang direncanakan dapat menekan tinggi harga pakan ternak, hingga kini masih jalan ditempat. Pasalnya, bahan baku yang tersedia cukup melimpah seperti jagung di NTB, terlebih saat ini harganya menurun di tingkat petani. Dengan hadirnya pabrik pakan ternak ini, maka hasil jagung yang melimpah dapat diolah menjadi pakan ternak sehingga dapat memberikan keuntungan bagi petani maupun peternak.

Apalagi ini merupakan salah satu visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Zulkieflimansyah–Sitti Rohmi Djalillah untuk membangun industrialisasi pakan. Namun sampai dengan hari ini, rencana menjadi salah satu isu yang menjadi pertanyaan anggota dewan.

“Sudah sampai sejauh manakah industrialisasi pembangunan pabrik pakan ini. Industrialisasi ini arahnya dari mana? Dari hulu ke hilir ataukah dari hilir ke hulu? Inikan kami pertanyakan,” kata Ketua Komisi II DPRD Provinsi NTB Bidang Perekonomian, Lalu Satriawandi, Rabu (18/5).

Dikatakan dimulai dari hulu maka industrialisasi ini harus dimulai dengan bahan-bahan yang harus siap semua dari seluruh OPD ini. Serta benar-benar meningkatkan kinerjanya terhadap ketersediaan stok bahan. Jika industrialisasi itu terbangun seperti pabrik pakan tersebut, mulai dari bahan jagung dan bahan-bahan lainnya juga harus siap. Sementara dari lintas OPD ini juga harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan.

“Daerah kita memiliki potensi yang dibutuhkan untuk itu. Tapi kalau kita semua harus menyiapkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun industrialisasi pabrik itu dari impor, maka hal itu tentu akan menjadi problem tersendiri lagi,” jelasnya.

Menurutnya, sikap Pemprov NTB hingga kini tak kunjung merealisasikan salah satu visi-misinya untuk membangun industrialisasi pabrik pakan ternak yang juga akan menyerap produksi jagung petani NTB. Pihaknya mendorong pemprov agar segera melakukan pembangunan pabrik industri pakan ternak sesuai dengan visi-misinya selama ini. Sebagai alat untuk mengantisipasi tingginya harga pakan bagi para peternak.

“Selain itu, OPD harus inovatif lagi dalam menampung produksi jagung petani itu. Itu nanti juga akan bisa menyerap produksi jagung yang dihasilkan oleh para petani kita,” tegasnya.

Saat ini produksi jagung NTB tengah melimpah, untuk itu ia menyarankan agar Pemprov NTB khususnya OPD terkait seperti Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian dan lainnya agar dapat menaruh perhatian yang lebih besar dalam memasarkan produksi jagung petani. Baik pemasaran dalam negeri maupun pemasaran ke luar negeri.

“Tetapi pemasarannya harus dilakukan dengan lebih banyak membangun koordinasi lintas OPD agar semuanya dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB Wirawan Ahmad menjelaskan, pabrik pakan ternak yang dikelola BRIDA NTB masih berjalan dengan kapasitas produksi mencapai 30-50 ton. Dimana dari kapasitas ini maka tidak memungkin pihaknya bisa mengatasi gejolak harga jagung karena kapasitasnya ini kecil. Artinya, kehadiran pabrik pakan ternak yang ada saat ini hanya menjadi model industri atau prototipe pengolahan jagung di NTB. Diharapkan dapat dicontoh pihak lain atau masyarakat untuk membuat pabrik pakan serupa, sehingga pabriknya bertambah.

“Diharapkan dampaknya itu dapat mendongkrak serapan jagung masyarakat, sekaligus menyediakan pakan yang terjangkau untuk peternak,” tuturnya.

Dengan jumlah pabrik pakan yang bertambah, kapasitas bertambah maka dapat menanggulangi atau menjadi salah satu solusi ketika harga jagung anjlok di petani. Pabrik pakan yang saat ini ada karena sifatnya masih industri model tentu keberadaan pabrik ini belum bisa memberikan dampak signifikan.

“Dampaknya baru akan terasa jika pengusaha lain membuka usaha sejenis dengan kapasitas yang lebih besar. Itulah hajat sebenarnya dari keberadaan pabrik di BRIDA yang disebut sebagai factory teaching,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer