Mataram (Inside Lombok) – Secara nasional, sekitar 2,4 juta orang harus mengulang vaksin Covid-19. Pasalnya, pemberian vaksin banyak yang telah melewati enam bulan setelah pemberian dosis pertama. Dinas Kesehatan Kota Mataram pun saat ini sedang mendata jumlah warga yang harus melakukan vaksin ulang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Mataram, H. M. Carnoto mengatakan persoalan tersebut sudah sampaikan kepada 28 fasilitas kesehatan yang ada di Kota Mataram. Nantinya, masyarakat yang belum mendapatkan vaksin kedua, tapi sudah melewati enam bulan maka harus mengulang vaksin dari dosis pertama.
“Sudah menginformasikan lewat surat edaran ini, sudah sampaikan ke 28 itu. Artinya, dia harus mengerjakan yang lost atau hilang itu itu. Jadi kalau lebih dari enam bulan belum vaksin kedua harus mengulang,” katanya.
Carnoto mengatakan, pendataan dan kebijakan terhadap sasaran vaksin Covid-19 yang lebih dari enam bulan tersebut sesuai dengan edaran Menteri Kesehatan tentang Pemberian Vaksinasi Covid-19 bagi Sasaran yang Drop Out (DO).
“Selain itu, bagi sasaran yang mengalami DO dalam waktu lebih dari enam bulan, maka vaksinasi primer harus diulang dan vaksinasinya dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula,” kata Carnoto.
Selain itu, masyarakat yang belum vaksin kedua melebihi enam bulan juga akan terlihat pada aplikasi yang ada. Di mana nantinya dalam aplikasi tersebut, akan terlihat seperti sudah tidak pernah vaksin.
“Kalau yang lebih dari enam bulan, tidak secara langsung lakukan pendataan jadi ketahuan nanti kalau yang bersangkutan datang ke faskes. Jadi dengan aplikasinya gampang,” katanya. Diterangkan, data terakhir cakupan vaksinasi Covid-19 di Kota Mataram untuk dosis pertama mencapai 104 persen dari target sasaran 315.584 orang, sedangkan dosis kedua mencapai 80,15 persen.
Artinya, lanjut Carnoto, terdapat sekitar 20 persen sasaran yang sudah melakukan vaksinasi dosis pertama tapi belum melakukan dosis kedua. “Hanya saja kita tidak bisa langsung klaim 20 persen itu merupakan sasaran DO, sebab belum tentu 20 persen sasaran itu sudah lewat dari enam bulan,” pungkasnya. (azm)