Mataram (Inside Lombok) – Dinas Perhubungan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menutup empat titik posko skrining dari tujuh posko yang ada, karena dinilai kurang efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (COVID-19).
Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram M Saleh di Mataram, Selasa mengatakan empat titik skrining yang ditutup itu adalah posko di Rembiga, GOR Turide, Selagalas dan Bintaro.
“Jadi kegiatan skrining yang masih dilaksanakan saat ini ada di Posko GapuraTembolak, Dasan Cermen dan Gerimak,” katanya.
Tiga pos pantau skrinig yang masih diaktifkan tersebut, katanya, dengan pertimbangan untuk di Dasan Cermen dan Gapura Tembolak antisipasi warga yang baru datang dari Bandara Internasional Lombok (BIL), karena asumsinya dari Dinas Kesehatan setiap orang yang datang dari luar daerah adalah orang dalam pemantauan (ODP).
“Sementara posko di Gerimak atau pintu masuk Mataram bagian timur tetap diaktifkan sebagai antisipasi warga masuk dari zona merah bagian timur,” ujarnya.
Dikatakan, dengan adanya penutupan empat posko pantau itu, maka personel di tiga pos pantau jumlahnya ditambah, termasuk alat yang digunakan.
“Setiap hari satu titik petugas kami bisa mencapai 6-7 orang, begitu juga dengan petugas kesehatan. Jumlah alat juga bertambah menjadi 4 thermo gun, dan dua alat penyemprot disinfektan,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Saleh, penerapan sosial distancing pada setiap titik saat ini juga sudah bagus tidak lagi seperti hari pertama kegiatan skrining yang disebut tidak menerapkan sosial distancing.
“Jadi pengendara roda dua kini hanya boleh berjejer dua, dengan jarak satu meter,” katanya.
Selain itu, Dishub juga membuka posko di BIL bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dengan mendata para penumpang asal Kota Mataram, agar dapat ditindaklanjuti oleh tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram.
“Data-data itu, kita serahkan ke gugus untuk ditindaklanjuti sesuai SOP yang ada,” katanya menambahkan. (Ant)